PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah resmi meluncurkan buku berjudul 'Masinis yang Melintasi Badai' bersama KOMPAS Gramedia di Studio 2 Kompas TV, Jakarta pada hari Jum'at 16 Mei 2025.
Buku ini merupakan rangkuman sebuah kisah nyata sebuah perjalanan PT KAI dalam kepemimpinan Didiek Hartantyo sebagai Direktur Utama semenjak 8 Mei 2020 terutama saat awal langsung dihadapkan pada masa sulit COVID-19 namun bisa dihadapi dengan baik dan terus meningkatkan kualitas dari segala aspek.
‘Pekerjaan dari awal Saya datang adalah memastikan perusahaan berjalan dengan baik, bisa melayani pengguna, dan memastikan nasib karyawan kurang lebih 25 ribu orang dalam kondisi baik,” ucap sosok yang pernah menjadi Senior Vice President Bank Mandiri.
Didiek memaparkan dalam menghadapi kondisi sulit itu dengan adaptasi dan transformasi berkelanjutan, jadi setelah melewati ‘badai’ layanan kereta api harus dapat berjalan dan berkelanjutan dengan membawa dampak baik tanpa merusak alam. (dikutip dari sambutan saat acara launching & ada pada buku pendahuluan xiii).
Kartika selaku wakil menteri BUMN RI mengungkapkan KAI menjadi eksekutor Proyek Strategis Nasional yang tersulit (dari sisi tingkat risiko dan kompleksitas). Functional Management Skills dan Technical Sectoral Skills perlu dikuasai. Namun dalam melakukan transformasi, hal yang menjadi kunci utama adalah Leadership Skills. (dikutip dari halaman 165).
Tanggapan Zulfikar Akbar dan Wisnu Nugroho pada saat acara selaku penulis, “Mengulik Pak Didiek cukup sulit namun penulisan mengalir secara natural melalui sebuah obrolan percakapan sederhana dan melibatkan orang yang ada di sekelilingnya akhirnya dalam waktu 3 bulan penulisan selesai.” Keberhasilan Didiek dalam memimpin dibahas secara detail ada pada Bab ke 3 halaman 31 ‘Titik Balik Didiek’.
Pada saat COVID persentase kerugian mencapai 65,9 persen. Situasi inilah yang menguji kemampuan manajerial seorang pemimpin serta kekuatan perusahaan itu dalam mengatasinya. Maka dari itu KAI mengarahkan perhatian ekstra pada kereta barang tercatat pendapatan meningkat dari Rp 3,15 triliun, menjadi Rp 3,35 triliun. Selain itu di luar angkutan KAI ada pengelolaan parkir dan rumah makan (Loko Cafe) pada tahun 2021 mampu di bukukan pendapatan Rp 325 miliar. (Dikutip dari buku hal 36-37)
Pada awal November tahun 2024 KAI Commuter sebagai anak usaha KAI juga menembus pentas dunia, menyabet penghargaan di London. Tidak mudah, pegawai yang biasa ditugaskan untuk di belakang layar harus memaparkan apa saja langkah dan strategi yang sudah dilakukan KAI Commuter dalam melayani hingga merespons aspirasi pengguna KRL dan bersaing dengan berbagai negara yang juga mengurus transportasi umum. Alhasil membawa pulang 5 medali emas sebagai Best Customer Experience Champion, Best Customer Service Team, Best Deployment of AI to Enhance Customer Experience, Best Organizational Customer Experience, dan Best Public Service Center. (Dirangkum pada buku halaman 144-145)
Terbukti sempat viral tanggapan seorang Youtuber Amerika Serikat Ivan Ramani, menyampaikan pengalamannya berkereta dengan Commuter Line, berkunjung ke stasiun, hingga melongok ke dalam toilet, memperlihatkan perasaan takjubnya. Apalagi ia melihat anak-anak sekolah tentang bepergian dengan kereta tanpa perasaan takut.
“Di Amerika Serikat, boro-boro bisa mendapatkan perasaan aman seperti di Indonesia”, Ivan bercerita saat di kontak tak lama setelah rekamannya viral. (Dikutip dari buku halaman 129)