Mohon tunggu...
Gamal Morinyo
Gamal Morinyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis itu ibadah

Penulis Tepi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemuja Rahasia

24 Februari 2018   23:52 Diperbarui: 24 Februari 2018   23:56 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk kesekian kalinya hujan ini begitu lebatAirnya tak hanya berkah namun sampai pada musibah
Anak anak kecil berlarian telanjang bulat
Ibu ibu muda was was dengan segala penyakit

musibah asmara kembali mengakar di dada lelaki ini
Lelaki yang berhari - hari menyimpan pilu
Apakah wanita itu masih menunggu
Dan berani berikrar, mencoba menaham hati  kala sepi

Saat siang akang bertengkar dengan malam
Para Pujangga  menyebutnya senja
Lelaki yang berani menjatuhkan hatinya
Kemungkinan ia jatuh cinta pada kelam

Kau dahulu perna merasakan begitu indahnya purnama
Tak mampu memalingkan kisah - kisah lama
Membongkar tabir itu, kelak akan membawa kau pada muara
Ku tanya sekali lagi masihkah kau menungguku

nona, ********* lihatlah sembilan bintang itu
Ku rahasiakan dalam sajak sajakku
Ku tahu sedikit alamia wanita, Wanita itu hakikatnya menunggu
Sebab itu harus mampu menepiskan ragu

Percayalah nona aku mengagumimu,
Saat terakhir ku tatap matamu
Dan nampak jelas sebuah pertanyaan kepastian
Kalau kau baca ini, nantikan aku sanubarimu

Nona ingin ku cerita satu hal padamu
Aku jatuh cinta padamu saat pertama bertemu
hanya saja nona saya tak pandai bersuara
Hingga harus ku relakan lautan memisahkan kita

Nona maaf keberanian ku belum sempurna
Cuma ini saja.

Gubahan: GM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun