Mohon tunggu...
One Village One CEO
One Village One CEO Mohon Tunggu... Editor - Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Program Inovasi Pengembangan Bisnis Perdesaan Berbasis pada Produk Unggulan Desa (Prukades) yang Berorientasi Ekspor

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sukses Ekspor Ratusan Ton Kunyit, Peserta OVOC Tinjau Lahan Budidaya Kunir DSA Ponorogo Binaan Astra & IPB

29 September 2022   16:01 Diperbarui: 29 September 2022   16:09 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa, 13 September 2022, sekelompok mahasiswa IPB University yang sedang mengikuti kegiatan One Village One CEO (OVOC) salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melakukan observasi ke lahan budidaya kunir DSA Ponorogo yang sudah berhasil mengekspor ratusan ton kunyit di Desa Truneng, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. 

Desa Sejahtera Astra atau DSA Ponorogo memiliki luas lahan penanaman kunyit sekitar 6 hektar yang terletak di desa Broto. Teknik penanaman kunyit di lahan miring yang dibuat bertingkat-tingkat dan berada di dataran tinggi atau sering disebut terasering, beberapa patokan dibuat dengan batang kayu yang tertanam di beberapa tempat sebagai penanda. Hasil kunyit yang dipanen merupakan bibit yang ditanam pertama kali oleh Pak Hari selaku petani dan pendamping di DSA Broto. 

Kecamatan Slahung mempunyai intensitas cahaya yang baik sehingga sangat cocok untuk budidaya tanaman Kunyit. Tanaman kunyit dipanen setiap musim hujan dan menghasilkan 1000 ton atau 1 kuintal dengan 10 pekerja untuk lahan seluas 6 Ha. 

Kunyit yang dipanen dalam bentuk amu (utuh) kemudian dibersihkan dan dipisahkan berdasarkan grade (ukuran) yaitu ukuran besar disebut super dan ukuran kecil disebut leles. Ukuran super dijual langsung ke pasar kemudian yang kecil dijual ke distributor untuk dilakukan proses rajang dan pengeringan kemudian di ekspor.

"Untuk penanaman, perawatan sampai pemanenan kunir ini cukup mudah, risiko gagal panen pun rendah. Tapi ada satu kendala yaitu saat pengangkutan hasil panen. Karena bentuk lahan disini terasering dan curam ditakutkan adanya resiko kerja" Ucap Pak Heri selaku petani di DSA Broto.  

Adapun tujuan dilakukannya observasi yaitu untuk mengetahui kondisi lahan penanaman kunir sebelum ekspor. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi petani saat melakukan penanaman di DSA Ponorogo.

"Penanaman kunir di DSA Ponorogo ini sudah cukup baik dari segi kondisi lahan sehingga kunir yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar, diharapkan petani dapat mengembangkan budidaya kunir dengan memperluas lahan dan menghasilkan lebih banyak skunir untuk memenuhi permintaan pasar" Ucap Sarah selaku koordinator kelompok Ponorogo.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun