Mohon tunggu...
onang pribadi
onang pribadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis,penterjemah bahasa inggris,motivasi,spiritual,psikologi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

7 Alasan Mengapa Introvert Suka Menulis

4 November 2023   20:13 Diperbarui: 4 November 2023   20:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                           Source image : My document

7 Alasan Kenapa Kebanyakan Orang Introvert Lebih Suka Menulis.
Oleh : Onang Pribadi.

Kenapa suka menulis?

Kalau ada pertanyaan semacam ini, kadang saya pengin menjawab 'gak tahu ya, suka aja gitu...'.

Seingat saya, dari kecil, saya sudah suka menulis. Saya senang kalau ada buku pelajaran yang masih kosong, sebab kertas itu akan 'menjadi lahan' untuk tulisan. Entah itu tulisan berisi curahan hati atau aktivitas sehari-hari. Semakin dewasa, saya juga mulai menyisipkan coretan-coretan fiksi.

Hobi ini ditunjang dengan kepribadian introvert saya. Tetapi aneh, meski pun introvert merasa lebih nyaman mengekspresikan diri lewat tulisan, namun saya tak pernah menganggap 'menulis itu mudah'.

Lebih aneh lagi ... meski menulis itu tidak mudah, sepi, tidak populer, dan seperti tidak asyik, namun rasanya sulit untuk meninggalkan dunia kepenulisan.

Ada yang bilang, Mayoritas Orang Introvert Hobi Menulis. Benar atau tidak, sepertinya pernyataan tersebut memang punya alasan kuat. Setidaknya, ada 7 Alasan Utama Kenapa Kebanyakan Orang Introvert Lebih Suka Menulis:

Sebagai bentuk pelarian

Bisa dibayangkan betapa senangnya memiliki rumah pohon yang keberadaannya tidak diketahui banyak orang. Sehingga ketika jemu dengan keadaan sekitar, kamu bisa 'lari' ke rumah pohon itu.

Introvert dikenal sebagai makhluk yang tampak dingin dan cuek dari luar, namun siapa yang tahu kalau isi hati dan pikirannya berantakan. Segala hal bisa menjadi bahan untuk dipikirkan.

Karena sulit mengekspresikan diri secara langsung, maka introvert butuh media. Entah bagaimana jadinya kalau kekacauan itu tidak 'dirapikan' atau dilampiaskan pada sesuatu.

Sebagai media memahami diri sendiri

Dunia menulis selalu mengenalkan banyak hal. Semakin mencari tahu, semakin sadar kalau kamu tidak tahu apa-apa. Jangankan hal-hal luar, bahkan kadang kamu baru menyadari beberapa hal tentang dirimu sendiri.

Banyak introvert yang menulis karya fiksi, lalu "menyelipkan" dirimu sendiri pada karakter buatanmu. Karakter tersebut mencerminkan kebiasaan, kepribadian, kekuatan, dan kelemahan dirimu. Semakin kamu gali karakter itu, semakin kamu temukan siapa dirimu yang sebenarnya. Therapeutic.

Sebagai media memahami orang lain

Ide atau inspirasi menulis tidak selamanya berasal dari dalam diri sendiri. Kadang kamu juga menulis tentang orang lain, dari sudut pandang yang berbeda.

Kamu tak harus kehilangan suami untuk menuliskan kehidupan janda, kamu tak harus menjadi pasien untuk menulis tentang orang sakit, kamu tak harus menjadi pencandu narkoba untuk menulis tentang mereka, kamu tak harus menghancurkan keharmonisan rumah untuk menulis tentang broken home, dsb.

Selain memahami mereka, kebiasaan ini juga bisa melatih rasa empati. Kamu seperti mengatakan 'hey, saya melihatmu', 'saya memerhatikan kamu', 'saya berusaha memahamimu', 'saya menerimamu', 'saya respect padamu', dll.

Sebagai media sharing

Entah sudah berapa kali kamu membaca tulisan yang bikin merinding, seolah-olah penulisnya tahu banyak tentang apa yang sedang kamu rasakan atau pikirkan. Kamu bersyukur, sebab penulis tersebut menulis dan berbagi tentang hal, yang sama-sama sedang kamu renungkan. Sehingga kamu seperti mendapat masukan, informasi, atau inspirasi.

Introvert pun demikian. Mereka berbagi, siapa tahu dibaca orang lain dan bermanfaat bagi orang tersebut. Kadang banyak yang terinspirasi olehmu, tapi mereka gak bilang-bilang. Tidak apa-apa. Yang penting kamu sendiri belajar untuk mengapresiasi orang lain.

Katakan terima kasih, pujian, dan dorongan pada mereka yang layak menerimanya. Mumpung kamu bisa melakukannya, mumpung mereka masih bisa mengetahuinya.

Sebagai media belajar

Menulis itu seperti sekolah yang isinya belajar dan ujian, namun tidak akan ada momen akhirnya. Ada saja hal baru yang mesti dipelajari. Entah sudah berapa kali kamu membaca tips menulis, mengetahui kata-kata baku, menelusuri referensi yang dibutuhkan, mengail aneka ilmu, dll. Semakin diselami, ternyata semakin dalam saja. Membingungkan, tapi fun.

Sebagai pembeda

Keinginan untuk menulis itu bisa menjadi karunia. Keakraban dengan kata-kata bisa menjadi hadiah berharga. Kemampuan untuk menciptakan karya bisa menjadi aset tak terkira.

Meski kata-kata tidak memiliki tangan, namun mereka bisa menampar atau membelaimu. Kata --kata itu bisa membuat pembacanya senang, sakit, termotivasi, baper, sedih, pulih, dll. Efeknya tergantung dari bagaimana kamu merangkainya.

Bukan hal mustahil jika ada yang merasa baikan karena sudah membaca tulisanmu. Ada yang merasa terobati karena sudah membaca tulisanmu. Ada yang merasa berbeda karena sudah membaca tulisanmu. Ada yang berubah (menjadi lebih baik) karena sudah membaca tulisanmu.

Merasa berfaedah

Ketika orang lain berkontribusi dengan cara mereka, maka introvert pun punya kesempatan untuk berperan dengan caranya sendiri. Termasuk dengan menulis.

Semakin banyak memproduksi tulisan, rasanya semakin bermakna saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun