Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Microwave Baru

1 Oktober 2020   23:58 Diperbarui: 2 Oktober 2020   06:25 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: alamy.com

Karena waktu sudah mepet, kulahap semua hidangan diatas meja makan. Satu kantung berisi roti boy tak lupa dimasukkan dalam tas kerjaku sebagai bekal makan siang di kantor.

          "Nanti sore Mas ingin daging apa ayam? aku mau coba resep baru loh?" tawarnya padaku.

Aku mengerutkan alis, menatap istriku dengan ragu. Mungkin ia benar-benar ingin belajar memasak. Atau, jangan-jangan ia hanya bercanda belaka.

          "Ayam aja, mudah dan murah" pungkasku sambil melangkah ke depan untuk bersiap berangkat kerja.

----------**********----------

Sore hari saat pulang kerja istriku menyambut ceria di pintu. Seperti hari kemarin, lenganku diseret kembali menuju meja makan. Tanpa ba bi bu aku langsung ditunjukkan sebuah hidangan ayam krispi mirip makanan siap saji (kentaki).

          "Loh, bukannya ayam kentaki seperti ini digoreng?"
          "Nah itu Mas" jawab istriku singkat. Aku malah tak paham apa maksud jawabannya. Ia buru-buru menekan pundakku untuk segera duduk di    kursi dan menyantap hidangan diatas meja makan.
          "Mas duduk saja dulu, silahkan dinikmati hasil kerja kerasku" rayu istriku sambil duduk di kursi sebelah.

Aku menatap satu persatu hidangan di atas meja. Ada ayam kentaki, sosis goreng, tempe goreng, tahu goreng dan kerupuk. Tak kujumpai hidangan sayur maupun buah. Hanya segelas air putih sebagai pengganti untuk menggelontor makanan di tenggorokan.

          "Kok goreng semua?" batinku. Baiklah, kunikmati makanan itu satu persatu. Sepiring nasi dengan ayam kentaki sebagai lauknya ditambah saus pedas.
          "Permisi, daging panggangnya mbak?" seru seseorang tiba-tiba muncul di depan pagar rumah. Istriku sigap melompat menyambut orang di depan pagar itu. Sejurus kemudian istriku kembali sibuk di dapur. Sementara aku masih bertahan di meja makan sambil nonton youtube.
          "Permisi, servis microwave mbak?" seru seseorang yang lain muncul di depan pagar rumah. Aku langsung menoleh ke arah orang itu. Kelihatannya orang itu adalah tukang servis microwave. Tapi buat apa datang kesini? siapa yang memesannya? Beragam tanya tumbuh di kepalaku.
          "Servis microwave?" pikiranku langsung tanggap dan menilai ada yang tak beres. Apalagi istriku tak segera beranjak menemui tukang servis itu. Aku bangkit mencari istriku ke dapur untuk memberitahu ada tukang servis di depan.

Di dapur istriku cengar-cengir seraya menunjukkan microwave-nya yang gosong seperti habis terbakar.

          "Kenapa microwave-nya?" aku penasaran sekaligus menduga-duga sesuatu telah terjadi.
          "Aku salah baca resep masakan. Harusnya menggunakan oven untuk memanggang. Tadi pagi aku mencoba memanggang daging ayam" jelas istriku dengan mimik ketakutan.
          "Terus?" aku semakin penasaran.
          "Ya, maaf Mas, microwave-nya kuletakkan diatas kompor, kukira begitu cara memanggangnya" wajahnya menunduk tak berani melihatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun