Pada setiap tahunnya jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam rangka menjalankan salah satu rukun haji yang paling penting yaitu wukuf. Wukuf di Arafah bukan sekadar rangkaian ritual, namun juga memiliki sejarah yang dalam, filosofi yang mendalam, dan relevansi yang besar bagi umat Islam secara spiritual. Dan hadits Rasulullah saw bahwa " Al Hajju Arafah " artinya Ibadah Haji adalah berwukuf ( berdiam diri ) di Arafah.
Memang kegiatan wukuf di Arafah sangat berkaitan Nabi Ibrahim as. Dalam kisah yang tercatat dalam Al Quran, Allah swt telah memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putranya, Ismail, sebagai ujian iman. Ketika Nabi Ibrahim as bersiap-siap untuk menjalankan perintah tersebut, maka Allah swt menggantinya dengan seekor domba sebagai pengorbanan. Peristiwa ini terjadi di Arafah atau yang dikenal sebagai Bukit Rahmah.
Disampng iitu pula kegiatan wukuf di Arafah juga sangat erat dengan Rasulullah saw yang mencontohkan pelaksanaan haji dengan sempurna. Pada tahun terakhir beliau, Rasulullah SAW memberikan khutbah penting di Padang Arafah yang memuat ajaran-ajaran fundamental Islam, termasuk kesatuan umat, penegasan tentang larangan memusuhi dan berdarah-darah, serta pembersihan harta. Dan peristiwa ini dikenal dengan kegiatan Haji Wada ( Haji pertama dan terakhir ) Rasulullah saw.
Maka bila kita lihat filosofi wukuf di Arafah mencakup beberapa aspek penting, yaitu wukuf merupakan simbol dari kesatuan dan persamaan di hadapan Allah swt tanpa membedakan latar belakang atau status sosial mereka, berkumpul tanpa pembedaan sebagai hamba yang sama di hadapan Allah swt. Disamping itu wukuf juga  mengajarkan kesabaran dan ketekunan dalam ibadah  berjam jam di bawah terik matahari karena ketabahan dan kepatuhan kepada perintah Allah swt, yang mengajarkan umat Islam untuk sabar dalam menghadapi ujian hidup dan menjalankan perintah Nya tanpa syarat.
Wukuf juga merupakan momen untuk bertaubat dan memohon ampunan di hadapan Allah swt dengan  menyesali dosa dosa mereka, memohon ampunan Nya, dan merenungkan kesalahan masa lalu. Hal ini sebagai peluang untuk membersihkan diri dan memulai kembali dengan niat yang tulus .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI