Nggak kerasa, sejak pertama kali baca tulisan om Rhenal Kasali tentang paspor yang bikin aku terpacu bikin paspor hingga akhirnya berhasil menodai lembaran sucinya karena diajakin jalan-jalan ke Bangkok oleh Claudia Kaunang secara gratisan, eh tahu-tahu masa berlaku si ijo udah mau habis aja.
Habisnya sih masih lama, Oktober 2016 nanti. Namun berhubung paspor sudah nggak bisa dipakai sejak 6 bulan sebelum masa berlaku habis (hmm, ada sih yang pernah lolos dan berhasil ke LN walau sudah lewat 6 bulan, tapi rada ribet), alhasil aku harus segera memperbaharui pasporku itu.
“Emang mau kemana, Yan?”
Belum ada rencana bulan madu kok. Buat para fans, tenang aja. Hwhwhw. So far belum tahu mau kemana. Kalaupun ada rencana, ya aku simpan dalam hati aja, aku gak mau ditodong oleh-oleh soalnya hahaha.
Nggak ding, paspor itu perlu. Ya kali, siapa tahu nanti mendadak diajakin jalan-jalan ke luar negeri gratisan kayak blogger ngetop (eh aku gak sirik ya, cuma mupeng aja hahaha), dan jika paspor udah siap kan enak. Nggak perlu ribet lagi. Ya mumpung waktunya ada, dan keponakan bontot –sebut saja namanya Rais, lagi libur, ya sekalian si Rais ini aku ajakin bikin paspor juga.
Kebetulan sejak beberapa bulan lalu, si Rais uang jajannya aku pajakin karena nih bocah kebanyakan jajan. Dengan iming-iming mau diajakin jalan ke LN, dia mau. Ya sudah, mari kita cus bikin paspor.
Daftar Online atau Walk In?
Nggak tahu ya ini bener atau nggak, setahuku kalau daftar online, waktu pemanggilan wawancaranya ditentukan oleh pihak imigrasi. Karena aku khawatir daftar wawancaranya bakalan melewati hari liburnya si Rais, aku jadi memutuskan untuk walk in alias datang langsung aja.
Aku sempat baca ada member di grup jalan-jalan yang kepepet bikin paspor karena mau berangkat.
“Daftar online aja!”