"Untuk bebas, kau harus serius menunjukkan kalau kau sudah mencari pekerjaan."
Itu yang dikatakan Parole Officer, petugas lapas yang berkewenangan memberikan pertimbangan pada tiap tahanan terhadap pengajuan pembebasan bersyarat.
Dan kepada Dell Scott (Kevin Hart) lah imbauan itu diberikan. Jadilah, karena terpaksa Dell harus mendatangi beberapa tempat yang menyediakan lowongan. Bukan secara serius ingin bekerja, namun hanya meminta tanda tangan dan nomor telepon sebagai bukti ke PO bahwa ia serius mencari kerja.
Saat mendatangi sebuah apartemen mewah untuk pekerjaan sebagai cleaning service, Dell bertemu dengan Yvonne (Nicole Kidman), sekretaris Philip Lacasse (Bryan Cranston), seorang jutawan yang mengalami quadriplegia atau kelumpuhan keempat tungkai dan badan.Â
Saat itu Yvonne dan Philip tengah melakukan walk in interview untuk mencari special assistant untuk mengurusi Philip sehari-hari. Dari memandikan, mengganti baju, hingga menyuapi makan.
Ada banyak pelamar yang memiliki kualifikasi mumpuni saat itu. Herannya, Philip malah memilih Dell yang tidak punya basic/latar belakang merawat orang.
Dell pun awalnya menolak. Namun sehari kemudian ia kembali datang sebab ia butuh duit untuk menyokong biaya hidup anaknya.
Dell memang tidak berpendidikan. Namun semua omongan dan banyolan yang dilontarkan apa adanya kerap membuat Philip tertawa. Di sisi lain, Dell pun kerap dibuat terkejut dengan kebiasaan bosnya itu.
Misalnya saja, saat Philip membeli sebuah lukisan seharga 80 ribu dolar, dengan cepat Dell nyeletuk, "hi man! kau gak tahu uang segitu dapat digunakan untuk apa saja bagi orang sepertiku ini."
Guyonan dan komunikasi keduanya begitu kocak. Saya sampai ketawa lama menyaksikan tingkah laku keduanya.
Namun, bagaimana pun hubungan keduanya terpisah antara bos dan pegawai. Philip yang emosinya susah ditebak juga beberapa kali menyulitkan para pegawainya. Tak hanya Yvonne dan Maggie, tentu saja Dell yang sehari-hari berada di dekatnya yang meraskaan dampak paling besar.
Lantas, seperti apa hubungan mereka berjalan ke depannya?
* Â * Â *
Film The Upside ini sudah lama saya "simpan" di aplikasi Prime Video. Jujur saya tidak tahu persis tentang apa. Yang saya ingat, saya pernah melihat salah seorang kawan mengulas di sosial medianya dan mengatakan bahwa ini film yang hangat.
Setelah selesai, baru saya tahu kalau The Upside ini adaptasi film Perancis berjudul The Intouchables yang dibintangi oleh Omar Sy yang bermain di serial Lupin.
Saya sudah lama tahu juga kalau The Intouchables adalah film yang bagus. Hanya belum berkesempatan nonton. Eh tahunya malah nonton versi remakenya duluan.
Di letterboxd, respon penonton beragam. Ada yang suka, ada juga yang nggak. Bisa jadi yang nggak ini karena mau tak mau membandingkan dengan film aslinya.
Nah, walaupun saya belum menonton film aslinya, rasanya penilaian saya terhadap The Upside ini tidak akan jauh berbeda. Mungkin The Intouchables akan saya kasih skor jauh lebih tinggi. Tapi bukan berarti The Upside akan saya kasih nilai jelek.
Sebab, ini film yang bagus. Dan ya, menonton film ini saya jadi merasakan kehangatan yang sama seperti saya nonton film The Blind Side atau film The Bucket List. Atau juga film Me Before You namun dengan ending yang jauh berbeda.
Akting Kevin dan Bryan patut diacungi jempol. Mereka berdua begitu kuat chemistry-nya. Nikole Kidman pun begitu walaupun di film ini ia tidak berkesempatan menampilkan akting yang begitu kuat dikarenakan tokoh yang ia bawakan ya memang seperti itu adanya.
Yang menarik adalah tokoh Maggie yang diperankan oleh Golshifteh Farahani. Saya familiar dengan wajahnya, namun lupa pernah menyaksikan di mana. Setelah dicek baru ngeh kalau aktris Iran ini pernah bermain dalam film About Elly besutran sutradara terkenal Asghar Farhadi.
Finally, bagi yang suka film-film bertema keluarga, persahabatan, hubungan hangat antara bos dan pegawai, maka The Upside ini sangat menyenangkan untuk disaksikan.
Skor 8,8/10
