Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Pilu Pembantaian Warga Aceh oleh Aparat dalam Buku "Kawi Matin di Negeri Anjing"

30 Mei 2022   11:26 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:40 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Kompas.Com/ Dokumentasi Fauzan Azima 

"Kawi berarti kuat. Merasa belum cukup juga, dia menambahkan Matin yang berarti kukuh. Jadi, dia begitu yakin memberikan nama anaknya dengan Kawi Matin, berharap anak itu menjadi seorang lelaki kuat dan kukuh alam menghadapi bebagai takdir dan nasib buruk yang menyertainya kelak." Hal.3.

Bagi penduduk Aceh sendiri, nama itu masih terdengar aneh.

"Aku belum pernah dengar ada nama seaneh itu!" ujar Saudah, ibu sang anak. Namun, suaminya Rahman meneguhkan hati. Kawi Matin yang lahir dengan kondisi sebelah kakinya hanya berupa bongkahan daging menonjol sejajar tumit tanpa jari itu ia berikan nama demikian agar tumbuh menjadi anak yang kuat.

Keluarga mereka miskin. Kawi bersama orang tua dan kakaknya tinggal di rumah buruk yang hampir rubuh. Ibunya bengek menahun. Namun, untungnya masih dapat membantu suaminya menggarap ladang yang sayangnya tak lama kemudian harus dijual demi hidup. Bagaimana kemudian? Mereka hidup dengan bekerja menggarap ladang milik orang lain.

Tergiur dengan keberuntungan seorang tetangganya dalam memelihara lembu, Rahman mengais sisa simpanan dan satu hari pulang dengan membawa seekor lembu betina.

Anehnya, lembu itu tak tumbuh dengan baik. Walau sudah dikasih makan, tulang lembu itu terus menonjol tanda kekurangan gizi. Jadilah, setiap pagi Rahman memaksa Kawi dan Kadir untuk menampung kencing mereka di sebuah botol dan menjejalkan air najis itu ke perut si lembu. Buat apa? Sebab menurut kabar yang diterima Rahman, cara itu ampuh menggemukkan lembu.

Ilustrasi oleh Haryadi Yansyah. Sumber gambar dari mojokstore.com
Ilustrasi oleh Haryadi Yansyah. Sumber gambar dari mojokstore.com

Tapi, lembu itu tetap kurus. Namun, satu keajaiban terjadi di keluarga miskin itu. Saat si lembu hilang dalam beberapa jam, beberapa waktu setelahnya perut lembu itu kian membesar. Sempat dikira kalau kena busung lapar, rupanya lembu itu bunting dan dalam beberapa bulan lagi akan beranak.

Lembu kurus buruk rupa yang dianggap Rahman tak akan mampu menarik perhatian lembu pejantan itu rupanya menyisakan sedikit berkah saat kemudian bunting dan melahirkan seekor anak lembu. Sayang, kebahagiaan itu tak lama. Sebab, Kadir yang niatnya hanya bermain-main dengan anak lembu kena seruduk dan seketika membuat perutnya bocor karena ditanduk.

HIDUP SUSAH, KIAN MERANA

Hidup di zaman serba sulit menjelang reformasi semakin terasa parah saat pemerintah pusat menugaskan polisi dan tentara ke Aceh. Niatnya untuk menumpas para pemberontak yang selama ini menginginkan Aceh merdeka dan berdiri sebagai satu negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun