Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Iyul "Kemasukan" Siluman Harimau

30 Oktober 2021   14:10 Diperbarui: 1 November 2021   01:01 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bagian dari KOMPAL

Ketika masih SD, ada satu momen di hidup di mana saya yang rasanya malas untuk pulang ke rumah dikarenakan takut. Bukan karena takut sama ibu (yang waktu itu terasa sangat) galak hehe, tapi takut sama setan yang dalam pikiran saya kok ya demen banget "main" di rumah.

Apa pasal? Ini semua "gara-gara" Iyul, gadis muda yang bekerja di rumah kami.

Iyul adalah anak tetangga yang rumahnya berada tak jauh dari rumah. Sehari-hari Iyul diminta ibu untuk bantu-bantu pekerjaan rumah. Waktu itu, ibu kerepotan ngurusin 2 adik saya yang masih balita. Sebetulnya ada juga sepupu yang "diambil" oleh orang tua dan tinggal di rumah, tapi dia juga sekolah. Sama halnya dengan saya yang masih SD dan kakak perempuan yang masih SMP.

Mulanya Iyul bekerja paruh waktu. Tapi kayaknya dia lebih betah di rumah kami ketimbang rumahnya sendiri. Jadilah, dia lebih banyak menginap di rumah. Orang tua nggak keberatan dan ya udah menganggap dia kayak anak sendiri juga.

Bertahun-tahun berdiam di rumah, rasanya nggak ada masalah yang berarti. Namun, kejadian aneh akhirnya muncul di satu sore, saat saya yang sedang duduk di ruang keluarga tiba-tiba melihat Iyul tergeletak dalam posisi terlentang di dapur rumah.

"Heh itu Yuk Iyul ngapain bu?" tanya saya ke ibu.

Ibu seketika melihat ke arah dapur dan langsung beranjak panik. Saya mengekor dari belakang.

Tubuh Iyul digoncang-goncang pelan seraya dipanggil, "heh Iyul, ngapain tidur di sini?" sahut ibu berulang-ulang.

Iyul menatap ke plafon rumah. Sorot matanya kosong. Tak lama, tiba-tiba keluar buih dari mulutnya yang cukup banyak. Dan.... dia teriak, tertawa terbahak-bahak, suaranya membahana dan tubuhnya tergucang-guncang.

Apa yang saya lakukan saat itu? Meloncat kabur sambil berteriak memanggil semua orang yang ada di rumah. Haha kalau diingat-ingat, malu juga. Tapi ya wajarlah ya, namanya juga refleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun