Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pepep Merindukan Bulu

8 Februari 2019   16:03 Diperbarui: 8 Februari 2019   16:18 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : au.askmen.com

"Gue suka deh cowok yang banyak bulunya. Macho!"

"Monyet, dong!"

"Enak aja! Kayak Baqir itu lho, anak IPS yang jago basket!"

"Oh, Baqir yang itu... Onta, dong!"

"Kurang asem, lu, Dew, hihihihihi!"

Dada Pepep naik turun ketika mendengar eh tunggu tepatnya nguping pembicaraan Rasti dan Dewi di kantin. Bukannya apa-apa, Rasti adalah cewek yang sudah Pepep incar sejak lama. Sejak ia mengenal cinta, sejak ia lepas pake popok, eh nggak ding, sejak ia menginjakkan kaki di sekolah yang mengharuskan muridnya memakai seragam putih abu-abu.

Kini, secara sengaja (karena emang niat nguping tadi), ia akhirnya tahu tipe cowok yang disukai Rasti. Cowok yang punya banyak bulu. "Aneh juga tuh anak," pikir Pepep. Tapi setelah ditelaah dengan saksama dengan tempo waktu sepanjang-panjangnya, Pepen paham. Cowok yang memiliki bulu emang terlihat lebih macho. Terlihat  lebih jantan, gitu.

Pepep memandang tubuhnya sendiri. Minim bulu. "Mana masuk kriterianya Rasti," pikirnya lagi. Ia mengingat-ingat, bagian tubuh Baqir mana saja yang dipenuhu bulu. "Kepala... alis... sedikit di dada... ketiak... kaki... dan... hihihi," Pepep tertawa sendiri.

"Butuh bantuan ke RSJ, Pep?" tepuk Anan mengaburkan lamunannya.

"Siamang! Ngagetin gue aja, lu!"

"Elu, sih, ngelamun mulu. Udah Pep, terima aja nasip lu, jangan sedih dengan muka lu yang mengenaskan itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun