Kelemahan lain drone adalah faktor mengenai cuaca, khususnya angin dan hujan. Drone akan mudah dioperasikan jika tidak melawan arah angin. Sebaliknya, jika melawan arah angin, butuh tenaga ekstra untuk menggerakkannya. Hal ini berkaitan juga dengan mesin dan durasi baterai. Mesin akan cepat panas, baterai akan cepat habis. Apalagi jika tiba-tiba turun hujan, drone sulit untuk dioperasikan.
Paling ironis, jika tiba-tiba drone yang sedang melayang di udara bermasalah (entah beterai habis, mesin tiba-tiba rusak, atau ada angin kencang), drone akan jatuh ke lapangan. Mending jika hanya jatuh di lapangan, kalau mengenai pemain, tentu vatal sekali.
Kelemahan-kelemahan menggunakan drone itulah yang membuat spidercam lebih aman digunakan. Selain tidak bermasalah soal baterai, maupun cuaca, jika saja spidercam bermasalah, alat ini tidak akan jatuh dan menimpa pemain, karena terdapat kabel yang menopang alat tersebut.
Sebagaimana yang sudah diilustrasikan di atas, spidercam dioperasikan oleh dua orang operator yang saling berkomunikasi. Operator pertama bertugas memainkan joystick untuk menggerakkan camera (camera movement) ke arah maju, mundur, kanan, maupun kiri. Sementara operator kedua bertugas untuk melakukan zoom in atau zoom out agar detail shot bisa terlihat dengan cantik dari atas. Selain berkomunikasi melalui headset, mereka juga terus memantau gambar via monitor. Setidaknya masing-masing operator dilengkapi dua monitor, atau total ada empat monitor untuk spidercam.
Operator spidercam menggunakan sistem tarik dan ulur saat mengoperasikan. Mirip seperti orang sedang memancing. Tali pancing ditarik dan diulur agar mangsa tertarik untuk memburu kail berisi umpan. Nah, kabel yang ditopangi oleh spidercam ini telah diatur oleh sistem komputer. Sementara, spidercam sendiri dilengkapi oleh empat motor yang membuat alat ini bisa bergerak sesuai arahan operator.
Salam final Piala Dunia!
