Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tips untuk Calon Pelamar Pemula Pekerja TV

22 Mei 2018   13:45 Diperbarui: 23 Mei 2018   21:06 5658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: wfsu.org

Kesan yang serius yang dimaksud adalah mengetahui program-programnya. Saat ini kita sudah dimudahkan dengan media sosial. Anda tinggal googling nama stasiun A, maka akan ditemukan product knowladge maupun program televisi A. 

Tonton beberapa program yang sudah diproduksi stasiun televisi A, maupun program talkshow, variaty show, news, atau yang lain-lain. Cari tahu program favorit dari televisi A. Perhatikan dan analisa apa yang bisa membuat program teresebut menjadi favorit. Kalau perlu, riset lebih dalam lagi dari akun twitter atau instagram.

3. Pastikan posisi Anda

"Saya bisa menjadi apa saja, Pak. Kalau di sini yang kosong Production Asssistance, ya saya bisa. Kalau di sini butuh kreatif, saya juga bisa."

Jawaban tersebut sungguh tidak mencerminkan sebuah kepastian, Anda sebetulnya mau melamar jadi apa. Memang, positifnya Anda bisa jadi apa saja. Bisa jadi PA, bisa jadi Kreatif.

Jangan-jangan jika di stasiun televisi A lagi butuh Office Boy (OB), Anda juga tidak masalah bekerja jadi OB. Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung profesi OB, lho. Saya hanya ingin mengatakan, Anda belum yakin dengan posisi yang Anda lamar. Padahal, keyakinan Anda merupakan nilai.

4. Redaksi dan produksi itu beda!

Seorang pelamar menjelaskan, bahwa ia ingin melamar jadi Produser. Meski bekerja di salah satu stasiun terkemuka, tapi pengelamannya baru pegang satu program dokumenter. Di program itu pun posisinya hanya sebagai Reporter. Namun, dengan percaya diri, ia mampu jadi Produser News. Yang makin menggelikan saya, dengan percaya diri pula, ia mengatakan, "Saya bisa kok jadi Produser News atau Produser Produksi".

Percaya diri boleh, tapi jika tidak mengerti, jadi nampak bodoh. Baru pegang satu program, ia sudah berani mengatakan sanggup menjadi Produser News. Ia belum tahu, bahwa menjadi Produser News, bukan cuma bisa pegang program dokumenter, tetapi harus siap pegang program buletin. Harus siap menghadapi "kepanikan" di newsroom dan control room saat harus breaking news.

Harus siap membuat rundown dadakan, membuat naskah untuk paket dadakan, menghadirkan narasumber last minute, atau telewicara, dan aneka "keribetan" lain. Produser News beda dengan Produser di produksi. Memang, di redaksi juga ada tahapan produksi: pra-produksi-paska. Namun ritmenya beda.

Ketika si pelamar mengatakan bisa menjadi Produser produksi, saya langsung tanya, "Apa yang harus kamu persiapkan saat ingin membuat syuting variaty show?" Ia pun tak bisa menjawab, baik secara teknis maupun nonteknis.

Buat Produksi, mungkin sudah terbiasa mempersiapkan program variaty show. Tapi buat pelamar yang baru punya pengalaman pegang satu program non-bulletin, tentu belum terbayang mempersiapkan syuting varity show dengan menggunakan multi-kamera.

5. Siapkan kemampuan kreatif Anda

Sudah bukan rahasia, praktisi televisi berhubungan dengan pekerjaan kreatif, apalagi di bagian produksi dan redaksi. Nah, biasanya interviewer selalu memancing kreativitas si pelamar. Sebagai calon pekerja tv, tentu harus siap untuk mengasah kemampuan kreativitasnya. Jangan sampai Anda mengatakan sebagaimana calon pelamar yang pernah saya interview.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun