Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Saling Saing Industri Televisi "Berita" di Indonesia

12 September 2015   07:28 Diperbarui: 12 September 2015   12:00 3909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntunglah BeritaSatu dan KompasTV masih punya kekuatan dana besar dari holding company mereka. BeritaSatu masih disokong oleh Lippo Group, sementara dana KompasTV sebagian besar dari Kompas-Gramedia. Oleh karena masih ada bantuan besar, “nafas” BeritaSatu dan Kompas TV tidak kembang kempis sebagaimana Bloomberg TV. Jadi, siapa menyusul Bloomberg TV?

Belakangan, kehadiran CNN Indonesia cukup menarik. Namun, kehadiran televisi milik Chairul Tanjung ini sebetulnya mengulang kehadiran BeritaSatu, kala BeritaSatu pertama kali hendak bersiaran pada 2011. Berlomba-lomba SDM Metro TV dan tvOne resign dan hijrah ke BeritaSatu. Mereka tergiur dengan posisi dan tentu saja gaji yang besar. Ketika CNN Indonesia buka lowongan dan merekrut SDM, peristiwa yang sama terjadi. Senior-senior broadcaster berlomba-lomba menuju ke Tendean, Jakarta Selatan.

Namun, sebagaimana BeritaSatu, Anda tak bisa leluasa melihat CNN Indonesia, jika tidak berlangganan televisi berlangganan (pay tv). Anda harus berlangganan TransVision terlebih dahulu baru bisa melihat wajah newsanchor tampan seperti Alfito Deanova, Indra Maulana, Prabu Revolusi, atau newsanchor cantik seperti Eva Julianti atau Elvira Khairunnisa.

Apakah kehadiran CNN Indonesia bisa "memecah" penonton televisi berita? Pasti. Sebelum ada CNN Indonesia pun penonton sudah "terpecah-pecah", terlebih lagi ada pesaing baru iNews. Tetapi apakah kehadiran CNN Indonesia akan menggoyangkan dua stasiun televisi teresterial sebelumnya? Anda tahu jawabannya. Yang pasti, “nasib” CNN Indonesia masih jauh lebih aman dibanding Bloomberg TV. Ada Trans Corp, sang penyokong dana, yang sudah lebih dulu mengibarkan Trans TV dan Trans 7 di jagat pertelevisian nasional.

Salam Aman!

 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun