Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hebat, Pertamina Berhasil Uji Coba D-100 untuk Bahan Bakar yang Ramah Lingkungan

18 Juli 2020   11:55 Diperbarui: 18 Juli 2020   12:06 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja Pertamina mengibarkan bendera merah putih di kilang minyak (sumber: Instagram Pertamina)

Impian bangsa kita untuk memiliki Bahan Bakar Nabati (BBN) yang ramah lingkungan akan segera terwujud. Hal ini setelah Pertamina berhasil mengolah D-100, atau bahan bakar untuk diesel dengan memakai 100% sawit.

Energi bersih ini lahir di Kilang Dumai, Riau. Adalah, hasil proyek bersama antara Pertamina Research & Technology Center (RTC) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Program dengan nama "Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100%" ini menghasilkan produk Green Diesel (D-100). Tak tanggung-tanggung, D-100 kini sudah diproduksi sebanyak 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai.

Bahan bakar yang terbuat dari 100% bahan nabati pertama di Indonesia ini memakan proses yang panjang. Setidaknya telah melewati serangkaian uji coba, baik di laboratorium maupun lapangan.

Misalnya, uji coba pengolahan produksi yang dilakukan pada 2-9 Juli 2020 lalu, merupakan uji coba ketiga setelah sebelumnya melakukan uji coba mengolah RBDPO melalui co-processing hingga 7.5% dan 12,5%.

Setelah uji coba klinis, Pertamina kemudian menggelar uji coba performa (road test) atas bahan bakar D-100 tersebut. Hasil pun cukup menggembirakan.

"Hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D-100," kata Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Budi Santoso Syarif, sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id.

Selain itu, pengguna kendaraan juga tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraan saat uji coba berlangsung. Diantaranya, tidak ada "excessive noise" selama berkendara, tarikan mesin tetap bertenaga, asap buangan knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi.

Uji performa ini dilakukan pada 14 Juli 2020 sepanjang 200 KM menggunakan kendaraan jenis MPV berbahan bakar diesel keluaran 2017.

Dengan adanya hasil uji performa yang bagus tersebut membuktikan bahwa D-100 yang diproduksi Pertamina dapat menjawab kebutuhan "green energy" di Indonesia. Hal ini tentu saja sejalan dengan program pemerintahan Presiden Jokowi untuk menghadirkan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Hebatnya lagi, BUMN bidang migas kita ini tak hanya puas pada capaian itu saja. Karena setelah sukses memproduksi D-100, Pertamina terus melangkah maju dan siap memproduksi "green energy" lainnya, seperti Green Gasoline dan Green Avtur dari kilang dalam negeri pada tahun-tahun mendatang.

Ini adalah yang pertama di dunia mengingat mengolah minyak sawit menjadi Green Gasoline belum pernah dilakukan dalam skala operasional.

Sedangkan ujicoba mengolah minyak sawit menjadi Green Avtur akan dilakukan di akhir tahun 2020 juga di Kilang Cilacap.

Ke depan, Pertamina tidak hanya akan mengembangkan green energy dari CPO atau sawit saja, tetapi juga dari sumber daya lainnya seperti algae, gandum, sorgum dan sebagainya.

Prinsipnya, perusahaan negara ini akan terus mendayagunakan segala sumber daya alam domestik, untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan energi nasional.

Yang jelas, mengolah kelapa sawit menjadi bahan bakar ini saja memiliki manfaat yang sangat besar. Karena Total Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang sangat tinggi.

Hal itu karena sawit adalah bahan baku domestik yang transaksinya dilakukan dengan mata uang rupiah, dengan begitu akan berdampak positif pada pertumbuhan perekonomian nasional.

Misalnya, implementasi program bahan bakar campuran nabati di tahun 2019 telah menghemat devisa negara sebesar Rp 43,8 triliun dan tahun 2020, Pertamina menargetkan penghematan devisa sebesar Rp 63,4 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang.

Upaya untuk mewujudkan bahan bakar nabati yang bersih dan ramah lingkungan ini patut diapresiasi. Apalagi dikerjakan oleh anak-anak bangsa sendiri, dan menggunakan sumber daya kita.

Bila proyek ini berhasil, maka cita-cita founding fathers kita agar Indonesia mandiri dan berdaulat energi akan segera terwujud. Mari kita dukung dan berdoa semoga Indonesia bisa menjadi negara yang maju dengan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Setuju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun