Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Host di TV Melarang, Facebook Memanjakan

25 Januari 2021   09:44 Diperbarui: 25 Januari 2021   17:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saya baru saja servis pesawat televisi karena tombol power tidak berfungsi. Saat ini keberadaan televisi sudah tidak menarik lagi. Berbeda dengan dahulu ketika masih menjadi tontonan favorit dalam keluarga. Benda yang dulu disebut kotak ajaib ini baru diperhatikan ketika mengalami kerusakan.

Permasalahannya bukan pada biaya servis yang harus dikeluarkan tetapi pada tingkat kerepotannya. Bayangkan untuk membawanya ke tukang servis saya harus perintah sopir. Ketika akan mengangkat ke bagasi mobil, sopir masih butuh tenaga untuk membantu menggotong karena tidak kuat sendirian.

Padahal sebenarnya jika dibiarkan tidak diservis pun tidak masalah. Mengapa? Karena fungsi benda satu ini tak lebih hanya sekadar teman anak-anak bermain HP. Hampir seharian dinyalakan tetapi tidak diperhatikan. Ketika ada yang mematikan beberapa saat saja dihidupkan lagi. Begitu seterusnya. Maka, tak heran jika tombol on off (power) akhirnya rusak.

Mengapa HP jauh lebih menarik dari acara televisi? Jelas, karena HP menyediakan berbagai fasilitas yang membuat penggunanya tak pernah bosan. Lain dengan acara televisi, kita baru berdiri saja sudah dilarang pembawa acara, "Jangan ke mana-mana, sesaat lagi kami kembali!" 

Apalagi ketika membuka media sosial, Facebook misalnya. Belum apa-apa sudah ditanya, "Apa yang Anda pikirkan sekarang?" atau "Apa yang Anda pikirkan, Pak?" 

Lantas apa maksud Facebook bertanya seperti itu? Facebook ingin mengajak kebaikan setiap saat, mengingatkan para penggunanya -siapa pun mereka dan di mana pun mereka berada- untuk berbagi pemikiran. Bagi Facebook, pemikiran adalah harta kekayaan setiap orang yang tidak pernah habis jika dibagikan. Berbeda dengan uang atau harta benda lainnya.

Maka, ajakan Facebook ini hendaknya dimaknai ketika kita akan menulis status benar-benar dipikirkan dengan baik. Tidak asal menulis. Apalagi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan universal seperti menghasut, menghina, merendahkan, membual (hoax), menyerang, memfitnah, mengolok-olok, dan seterusnya.

Ingat baik-baik apa kata Facebook sebelum Anda menulis status, "Apa yang Anda pikirkan sekarang?" Tebarkan kebaikan. Tulislah hal-hal yang positif. Facebook tidak pernah bertanya: "Siapa yang akan Anda fitnah sekarang?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun