Mohon tunggu...
olivia dwi nur febriyanti
olivia dwi nur febriyanti Mohon Tunggu... MAHASISWA

NAMA:OLIVIA DWI NUR FEBRIYANTI PRODI:GEOGRAFI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Lahan Basah Kecamatan Antasan Besar Dalam Menjaga Keseimbangan Ekosistem Lokal

10 Oktober 2025   21:32 Diperbarui: 10 Oktober 2025   21:32 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Agus berusia 63 tahun bekerja sebagai pedagang lukisan

Surinansah berumur 33 tahun bekerja sebagai pedagang kaki limajhhh
Surinansah berumur 33 tahun bekerja sebagai pedagang kaki limajhhh
Annisa Angraini berusia 20 tahun bekerja sebagai kondektur
Annisa Angraini berusia 20 tahun bekerja sebagai kondektur
Bapak samsudin berusia 75 tahun bekerja sebagai tukang becak
Bapak samsudin berusia 75 tahun bekerja sebagai tukang becak

M.Rusli berusial 24 tahun bekerja sebagai konsultan 
M.Rusli berusial 24 tahun bekerja sebagai konsultan 

Lahan basah bertanggung jawab atas keseimbangan lingkungan, terutama di daerah tropis seperti Kalimantan Selatan.  Desa Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin tengah, adalah salah satu daerah yang masih memiliki daerah lahan basah yang luas.  Di sekitar Sungai Barito ada beberapa anak sungainya, dan rawa.  Kondisi geografis ini memungkinkan Antasan Besar melakukan berbagai fungsi ekologis penting, seperti mengendalikan banjir, menyaring air secara alami, dan menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna air. Namun, dengan meningkatnya aktivitas manusia, urbanisasi, dan alih fungsi lahan, keberlanjutan ekosistem lahan basah di wilayah tersebut mulai terancam. Secara ekologis, lahan basah berfungsi sebagai penyaring alami yang menyerap sedimen dan polutan dari aliran air sebelum mencapai danau atau laut.  Vegetasi khas seperti eceng gondok, bakau, dan rumput rawa membantu menyerap nutrien yang berlebihan dan menstabilkan tanah agar tidak mudah tererosi.  Lahan basah juga merupakan rumah bagi banyak spesies langka, termasuk burung migran dan ikan air tawar.  Tapi alih fungsi lahan menjadi pertanian, perumahan, atau industri membuat ekosistem ini rusak.  Degradasi lahan basah dapat menyebabkan banjir, penurunan keanekaragaman hayati, dan penurunan kualitas air tanah jika tidak dikelola dengan baik. Secara ekologis, lahan basah berfungsi sebagai penyaring alami yang menyerap sedimen dan polutan dari aliran air sebelum mencapai danau atau laut. 

Namun, Akibat pembangunan permukiman dan infrastruktur, tekanan pada lahan basah meningkat.  Sekarang banyak rawa ditimbun untuk perumahan dan jalan.  Hal ini menyebabkan daya serap air berkurang, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan banjir selama musim hujan.  Selain itu, limbah rumah tangga dan aktivitas domestik meningkatkan pencemaran air di ekosistem lahan basah.  Jika lahan basah di Antasan Besar tidak dikelola dengan baik, fungsi ekologisnya dapat hilang, yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat itu sendiri. Upaya pelestarian memerlukan pengelolaan yang berbasis masyarakat dan pemerintah daerah.  Pemerintah dapat mendorong pemanfaatan lahan secara berkelanjutan dengan mengembangkan ekowisata berbasis lahan basah, yang akan melestarikan alam dan meningkatkan ekonomi warga. Langkah-langkah penting lainnya termasuk memberikan edukasi lingkungan, menerapkan sistem drainase ramah lingkungan, dan menetapkan zona konservasi lahan basah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun