Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Langkah Politik Prabowo Sangat Bisa Dimaklumi

26 Juli 2014   21:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406360311130521597

Bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya. Siapa menabur angin akan menuai badai. Begitu juga kisah perjalanan hidup Prabowo yang penuh lika-liku dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita. Perjalanan hidup The Rising Star yang semestinya happy ending pada kenyataannya sebaliknya.

Pertama, Prabowo walaupun mantu Presiden harus dipecat disaat tinggal selangkah lagi menjadi Jendral penuh di usia muda;

Kedua, Selang beberapa saat dipecat dan mertuanya lengser, Prabowo di gugat cerai dan harus menjomblo;

Ketiga, Pensiun dari militer Prabowo menjadi seorang pengusaha tanpa prestasi gemilang, bahkan menanggung hutang yang begitu besar;

Keempat, Mengikuti konvensi Partai Golkar kalah, menjadi cawapres Megawati kalah.

Kelima, Sambil menunggu dua periode masa jabatan Presiden yang diduduki SBY, Prabowo melakukan konsolidasi Partai Gerindra dan pencitraan dirinya melalui iklan di media. Dengan harapan setelah SBY purna sudah tidak ada lagi lawan yang seimbang yang bisa menyaingi sang satrio piningit. Iklan Prabowo menjadi rekor pencitraan iklan capres terlama di dunia.

Keenam, Untuk menambah pencitraan agar lebih komplit lagi bagaimana model Pemerintahannya jika kelak dirinya menjadi Presiden, pada saat Pilkada DKI menggaet Ahok yang kader Golkar untuk mendampingi Jokowi. Jokowi Ahok akan dijadikan model Pemerintahan yang bersih dan toleran terhadap minoritas. Tentunya pada saat itu Prabowo memuji-muji setinggi langit siapa itu Jokowi & Ahok.

Ketujuh, Permintaan masyarakat dan PDIP agar Jokowi menjadi capres 2014 merupakan pukulan telak yang paling menyakitkan. Hingga Prabowo tidak bisa menguasai diri lagi dalam setiap kampanyenya selalu menyindir dengan keras Jokowi adalah pembohong, boneka.

Kedelapan, Pilpres 2014 adalah puncak kekalapan Prabowo. Elektabilitas Jokowi yang begitu tinggi tidak akan mungkin bisa dilawan dengan cara konvensional hingga Prabowo harus mengimpor konsultan asing agar bisa memenangkan pertandingan. Pernyataan elite Gerindra “dengan cara apapun harus menang” adalah wujud komplikasi akut antara galau, takut, hasrat yang menggebu. Hingga lahirlah serangan membabi buta menggunakan Obor rakyat, PKI, kafir, agen Yahudi, Agen Tiongkok, agen Amerika alias Jokowi adalah manusia paling jahat dan paling jelek di Indonesia.

Kesembilan, Kendala Prabowo berikutnya adalah model kepemimpinan Jokowi baik di Solo maupun DKI yang begitu populer dan dampak positifnya dapat dirasakan masyarakat secara langsung, sangat besar kemungkinan Jokowi akan menduduki jabatan Presiden R.Iselama 2 periode.

Bagi Prabowo tahun 2014 adalah timing dan saat untuk dirinya tampil sebagai Presiden Indonesia akan tetapi justru yang terjadi sebaliknya. Jika Prabowo masih berhasrat menjadi Presiden maka dia harus sabar menunggu lagi hingga 2024. Barangkali agar tidak perlu nunggu terlalu lama, melihat kedekatan dan kepercayaan Prabowo terhadap PKS yang begitu besar bahkan lebih besar dari partainya sendiri, tidak ada salahnya Prabowo mencoba melamar menjadi Presiden PKS. Toh sama-sama julukannya, Pak Presiden…. Hehehe.

Melihat perjalanan rumah tangga, karir militer, bisnis & politik Prabowo seperti itu maka sangat bisa difahami langkah-langkah politik Prabowo menjadi sangat lucu. Mestinya, Pak Prabowo perlu instropeksi diri, dosa besar apa yang pernah dilakukannya hingga Prabowo harus menerima karma dunia yang bertubi-tubi. Semoga Pak Prabowo tidak terganggu jiwanya dan senantiasa kuat menghadapi cobaan hidupnya.

Salam 3 Jari, Persatuan Indonesia!


sumber foto : uuhy.com, koleksi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun