Mohon tunggu...
Oktiani Endarwati
Oktiani Endarwati Mohon Tunggu... Penulis

Mengikat kenangan dan ilmu dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Our Unwritten Seoul: Pesan Kehidupan dari Karakter Mirae, Miji, Hosu, dan Sejin

23 September 2025   08:12 Diperbarui: 23 September 2025   08:12 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama Korea Our Unwritten Seoul. (Foto: Instagram @netflixkr)

Perlahan, Mirae menemukan jati dirinya. Ia memang pendiam, namun juga ceria jika bertemu dengan orang yang tepat. Hal itu Mirae rasakan saat bertemu dengan Sejin. Dengan Sejin, Mirae merasa menemukan rumah baru yang aman. Ia menemukan dirinya di tempat yang tenang. Bukan menjadi pekerja kantoran, tetapi menjadi petani strawberry.

Pelajaran dari Mirae: Kamu tidak harus selalu sempurna di depan orang lain. Tidak apa-apa untuk menunjukkan sisi lemah kamu. Jika memang sudah tidak sanggup, berbagilah kepada orang lain. Jangan menanggung semua beban sendiri. Kebahagiaan diri jauh lebih penting daripada pencapaian yang semu.

Miji yang Mulai Berani Membuka Diri

Miji pernah gagal menjadi atlet karena cedera. Padahal, itu adalah satu-satunya harapan Miji untuk bisa berkarier. Karena tidak terlalu pandai, Miji merasa gagal dan mengubur impiannya dalam-dalam. Ia merasa tidak berguna dan takut untuk melangkah keluar rumah.

Berkat sang nenek, Miji kembali bangkit dari keterpurukan. Ia mulai bisa menerima kenyataan. Langkah Miji memang kalah dari Mirae, namun ia tidak menyerah dan terus konsisten. Meski hanya melakukan pekerjaan bersih-bersih di sekolah, Miji tetap semangat. Ia pun mulai berdamai dengan dirinya sendiri.

Namun, ketika saudara kembarnya kesulitan, Miji kembali merasa bersalah. Ia pun bertekad untuk membantu Mirae dengan segala usaha yang ia bisa lakukan. Beruntung Miji memiliki Hosu, cinta pertamanya. Meski keduanya sempat menarik diri karena luka masing-masing, mereka memilih untuk tetap bersama.

Meski sempat gagal beberapa kali, Miji tetap berkeinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan. Di usia ke-30 tahun, Miji baru mulai kuliah. Baginya, tidak ada kata terlambat untuk berubah, asal mau berusaha.

Pelajaran dari Miji: Jika satu cita-cita tertutup, kita selalu punya pilihan untuk membuka pintu yang lain. Terkadang, kita memang harus memutar lebih jauh untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik.

Hosu yang Belajar dari Rasa Kehilangan

Hosu pernah kehilangan ayahnya akibat kecelakaan. Di saat bersamaan, ia juga kehilangan fungsi pendengaran. Salah satu telinganya tidak bisa mendengar dengan maksimal. Akibat kecelakaan itu, ia memilih untuk menjauh dari teman-temannya. Ia merasa minder dan takut menjadi sasaran bully teman-temannya.

Setelah ayahnya meninggal, Hosu harus tinggal bersama ibu tirinya. Banyak penolakan di awal, namun ibu Beon-hong, ibu tiri Hosu, tetap mencintai dia seperti anaknya sendiri. Hosu belajar untuk menerima kasih sayang ibu tirinya.

Hosu adalah anak yang pendiam dan pintar. Ia berhasil menjadi pengacara dan bekerja di sebuah firma hukum di Seoul. Sayangnya, ia tidak sejalan dengan pemimpinnya. Hal itu membuat Hosu keluar dari tempat kerjanya. Sebuah keputusan yang cukup berani mengingat pekerjaannya yang saat itu cukup terjamin.

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata pendengaran Hosu semakin parah. Ia sempat tidak bisa mendengar apa pun. Hosu sempat terpuruk karena khawatir mimpinya menjadi pengacaran hebat akan gagal. Namun, ia mampu mengatasi kesulitan hidupnya. Hosu memutuskan untuk rutin berobat dan belajar bahasa isyarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun