Judul Buku: Tube
Penulis Buku: Sohn Won Pyung
Penerbit: Grasindo
Tahun Terbit: 2024
Jumlah Halaman: 224 halaman
ISBN: 9786020530819
Gagal, bangkit, sukses, dan gagal lagi. Itulah sepotong kisah Kim Seong-gon dalam novel Tube karya Sohn Won-pyung. Kisah Kim Seong-gon bukan tentang kesuksesan yang diraih secara instan, melainkan tentang kegagalan, bangkit, dan proses pemulihan diri.
Novel Tube mengingat kita bahwa kegagalan bukan akhir, namun sebuah proses untuk membenahi diri dan memulai kembali. Kegagalan bahkan lebih berharga daripada kesuksesan yang datang begitu saja.
Sinopsis Novel Tube
Tube mengisahkan tentang Kim Seong-gon, pria paruh baya yang hidupnya berantakan. Dia gagal dalam berbagai usaha bisnis, terlilit utang, bercerai, pisah dengan anaknya, ibunya meninggal. Ia merasa sedang berada di titik terendah dalam hidupnya.
Seong-gon ingin mengubah takdirnya setelah serangkaian nasib buruk. Ia rajin membaca buku-buku motivasi, buku analisis tren, dan berlangganan konten video inspiratif. Namun, itu semua hanya memberinya energi sesaat.
Di tengah stres yang melanda, keinginan Seong-gon untuk mengakhiri hidupnya tetap kuat. Namun, ada ketakutan dan keraguan dalam dirinya. Percobaan bunuh dirinya yang pertama di Sungai Han pun gagal karena kedinginan dan kelaparan. Ia mencoba cara lain dengan briket di mobil, namun gagal lagi.
Suatu hari, Kim Seong-gon menemukan sebuah poster film favoritnya, Birdy. Ia menatap pria dalam bingkai itu. Tubuh Seong-gon terlihat sangat kontras dengan tubuh kurus Birdy. Badannya gemuk dan jelek. Ia pun tidak sengaja menemukan foto dirinya dengan A-young dan Ran-hee, anak dan istrinya. Ia melihat perubahan pada dirinya yang sekarang jauh lebih jelek dari foto itu.
Kim Seong-gon memutuskan untuk menata kembali hidupnya. Ia mulai menuliskan semua kegagalannya dan hal-hal yang harus diperbaiki. Mulai dari hal kecil yang mendasar, yaitu memperbaiki postur tubuhnya. Ia melakukannya dengan serius dan konsisten. Seong-gon juga bekerja sebagai pengantar makanan demi mendapatkan pemasukan.
Secara perlahan, hidup Seong-gon membaik. Ia bertemu dengan orang-orang yang menginspirasinya. Kariernya kembali menanjak, dan ia bahkan berhasil bersatu kembali dengan keluarganya. Namun, di tengah kesuksesan yang diraihnya, Seong-gon rupanya terlena. Ia lupa bahwa roda kehidupan terus berputar dan tidak selamanya ia akan berada di atas.
Lantas, bagaimana nasib Kim Seong-gon? Apa yang terjadi dengan hidupnya setelah berhasil bangkit dari kegagalan?
Perubahan Dimulai dari Hal Kecil
Novel Tube karya Sohn Won-pyung memiliki beberapa pesan penting, terutama tentang makan kegagalan dan kesuksesan. Kegagalan datang tanpa diundang, tetap itu yang membuat diri kita menjadi lebih kuat.
Kim Seong-gon, sebagai tokoh utama, mengalami kegagalan beruntun dalam hidupnya, dari karier hingga hubungan keluarga. Namun, dari titik terendah itulah ia menemukan dorongan untuk bangkit.
Salah satu pesan terkuat dari novel ini adalah perubahan besar sering kali berawal dari hal-hal kecil yang konsisten. Ini mengajarkan bahwa terkadang untuk mengubah hidup, kita tidak perlu menunggu momen besar, melainkan bisa memulai dari langkah-langkah kecil yang teratur. Sohn Won-pyung mampu menyampaikan pesan-pesan menyentuh dalam novel Tube, terutama bagi siapa pun yang tengah berjuang dan bertahan hidup.
Novel ini menunjukkan bahwa proses pemulihan diri memang memerlukan niat yang kuat. Alur cerita novel ini mungkin terasa sederhana, namun pengembangan karakter dan pesan moral yang diselipkan dalam buku ini sangat bermanfaat.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Tube
Salah satu kelebihan dari novel Tube adalah kemampuan Sohn Won-pyung menyajikan cerita berat dengan cara yang ringan dan mudah dicerna. Pesan-pesan dalam buku ini sangat universal dan relevan bagi siapa pun yang pernah jatuh dan gagal.
Namun, bagi beberapa pembaca mungkin alur cerita novel ini kurang konflik. Untuk akhir cerita memang dibuat umum dan berakhir dengan kesimpulan sendiri.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, saya memberikan nove Tube nilai 3,5 dari 5 bintang. Novel ini bertema berat, namun terasa ringan dibaca. Buku ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang sedang merasa putus asa atau mencari motivasi untuk memulai kembali.
Kisah Seong-gon juga menjadi pengingat kita bahwa hidup tidak ada yang abadi. Kadang di atas, kadang di bawah. Ketika kita berada di atas, ingatlah saat kita sedang berada di bawah. Kita bisa saja kembali tenggelam, bahkan setelah mencapai apa yang kita inginkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI