Akhirnya Adam dan Zayneb menjalankan ibadah umrah bersama. Zayneb berharap perjalanan ini dapat menyegarkan spiritual mereka. Mereka pun dibagi per kelompok di mana Adam dan Zayneb harus berpisah selama di Tanah Suci.
Perjalanan ibadah Adam dan Zayneb tidak seperti yang mereka harapkan. Mulai dari kemunculan mantan Adam di rombongan mereka hingga kecemasan berlebihan Zayneb terkait berbagai hal. Hingga akhirnya mereka harus melakukan ibadah terpisah. Adam pergi ke Madina bersama rombongan tanpa Zayneb. Ada kecewa, gelisah, dan rindu yang mendalam di antara mereka.
Lantas, bagaimana hubungan Adam dan Zayneb selanjutnya? Apa yang mereka dapat selama menjalankan ibadah umrah?
Kelebihan Buku
Novel Love from Mecca to Madinah tidak hanya menyajikan kisah romantis, tetapi juga menyelipkan pesan-pesan spiritual yang mendalam. Bagaimana sulitnya kehidupan LDM, membangun komunikasi dengan pasangan, aspek ekonomi, dan lainnya.
Novel romansa Islami ini juga bercerita tentang hubungan antar manusia dan hubungan dengan Allah SWT. Pembaca bisa merasakan bagaimana Adam dan Zayneb harus beradaptasi di negara minoritas Muslim. Mereka juga pernah bertemu dengan beberapa orang yang Islamofobia.
Pernikahan mereka juga tidak langsung berjalan mulus. Butuh waktu untuk meyakinkan orang tua Zayneb bahwa Adam adalah jodoh yang tepat. Hal ini mungkin tidak terlepas dari status Adam sebagai mualaf. Ayah Adam masuk Islam setelah ibunya meninggal. Setahun setelah itu, saat Adam berusia 11 tahun, dia baru menjadi muslim mengikuti ayahnya.
Umrah, Makkah, dan Madinah adalah inti cerita dalam novel. Saat pertama kali membacanya, saya merasakan juga ingin melaksanakan umrah. Perjalanan umrah Adam dan Zayneb ditulis detail dengan penjelasannya. Setiap rukun yang dilakukan saat umrah ditulis dari sudut pandang Adam dan Zayneb.
Ketika Adam melakukan sa'i, ada keraguan karena kondisi dirinya. Takut tidak sanggup melakukannya, takut menyusahkan orang lain, namun Adam meyakinkan dirinya dan percaya sepenuhnya kepada Allah bahwa dia bisa melaksanakan rukun sa'i hingga selesai.
Zayneb pun dipenuhi pikiran-pikiran negatif. Hingga akhirnya ia bisa menguasai pikirannya dan bertekad melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
Novel ini ditulis dari dua sudut pandang. Pembaca bisa melihat bagaimana pemikiran Adam tentang Zayneb, begitu pula sebaliknya. Kisah cinta mereka tidak selalu tentang perasaan suka atau berbunga-bunga. Ada tantangan, kegagalan, dan penerimaan. Semua ditulis dengan realistis sebagai pasangan LDM.
Kekurangan Buku
Love from Mecca to Madinah adalah novel dengan tempo cerita yang lambat. Beberapa pembaca mungkin merasa alur cerita berjalan agak lambat di bagian awal. Namun, ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan karakter di setiap bab.