Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menjadi Orang Indonesia dengan Nama Indonesia

2 Februari 2023   06:31 Diperbarui: 2 Februari 2023   13:22 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (Unsplash, Daniel Thomas)

Hanya, sayang sekali rasanya kalau pemilihan nama yang berasal dari luar itu didasari pemikiran bahwa nama-nama asing itu lebih keren, lebih bagus, atau bermakna lebih baik dibanding nama-nama dari bahasa lokal kita. Itu artinya sebagai bangsa kita tidak atau belum memiliki jati diri atau kepercayaan diri yang kuat pada budaya lokal kita sendiri. Kita masih minder untuk mengusung kepribadian asli kita, bahkan di antara bangsa kita sendiri.

Yang lebih menyedihkan adalah kalau pemilihan nama-nama asing itu terjadi karena banyak orang masih miskin pengetahuan atau literasi terhadap budaya atau bahasanya sendiri. Mereka tak tahu atau tak paham dengan keindahan dan kearifan dalam bahasa dan budaya lokalnya masing-masing.

Berbeda sekali dengan yang berlaku di Jepang dan Korea. Mereka bangga sekali pada identitas budaya dan bahasanya sendiri. Mereka tak silau untuk ramai-ramai latah memberikan nama-nama asing pada anak-anak mereka. 

Pada era di mana budaya barat mengemuka akibat sejarah panjang kolonialisme dan globalisasi, mereka tetap bangga dan mempertahankan jati diri mereka. Nama-nama mereka menjadi cerminan akan hal itu. Dan, kemajuan mereka sebagai bangsa di dunia saat ini kemungkinan besar juga tidak terlepas dari karakter, mental, serta identitas yang berakar kuat pada budaya dan nilai-nilai lokal yang mereka miliki.

Menjelang Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari nanti, kiranya tulisan ini bisa sedikit menyentuh kesadaran kita untuk makin memiliki kecintaan dan kepedulian pada bahasa Ibu dan literasi lokal kita. Jika bukan kita, siapa lagi?

Kalau mau menyelidiki lebih dalam, nama Arundaya toh tidak kalah keren, cantik, nyeni, religius, filosofis, bahkan unik jika dibandingkan dengan Alexander atau Alexandra. Kita hanya belum cukup dalam mengenal atau mencintai identitas kita sendiri. Padahal, ada banyak kearifan dan keindahan di sana.

Mari belajar, kenal, dan mencintai lebih dalam lagi budaya, bahasa, dan literasi lokal Indonesia. Semoga dari sana kita akan menjadi lebih Indonesia melalui preferensi kita untuk memilih nama-nama Indonesia bagi anak-anak kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun