Mohon tunggu...
Oktavia Varadina
Oktavia Varadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cerita ku

ASSALAMUALAIKUM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi Prososial?

30 November 2022   07:16 Diperbarui: 30 November 2022   07:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Emosi Prososial

Singkatnya begini, didalam agama islam apabila kita melakukan suatu kebaikan maka kita harus ikhlas dan tidak mengharap imbalan. Sama seperti pengertian periaku prososial menurut (Mulyawati et al., 2022) yakni kita dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat tanpa mengharapkan suatu imbalan atau timbal balik. Perilaku ini dapat dikembangkan dan dikenalkan kepada anak ketika anak berusia 3 hingga anak dewasa. Perlu juga stimulus dari orang tua untuk menumbuhkan rasa prososial pada anak. Perilaku prososial juga muncul ketika anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sosial dan mulai memahami orang lain.

(S, 2014) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa pengertian dari emosi prososial menurut para ahli berbeda-beda tetapi dapat disimpulkan bahwa emosi prososial adalah kegiatan positif berupa membantu, menolong, dan saling berbagi tanpa adanya rasa ingin mendapat imbalan terutama dengan teman sebaya dan lingkungan sosial. Emosi sosial merupakan bentuk emosi positif.

Perkembangan Emosi Prososial

Perkembangan emosi anak di usia 6-12 tahun menurut (Bimrew Sendekie Belay, 2022) merupakan perkembangan emosi yang berbeda-beda, yaitu diantaranya:

  • 5-6 tahun anak sudah mulai mengerti dan memahami aturan yang ada disekitar.
  • 7-8 tahun anak suadh mulai memiliki rasa malu dan bangga terhadap sesuatu yang membuatnya dipuji orang lain.
  • 9-10 tahun anak sudah mulai paham dengan emosi nya dan sudah mulai bisa merespon emosi orang lain.
  • 11-12 tahun anak mulai mengerti norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat.

Emosi anak dapat kita lihat dari perilakunya. Meskipun terkadang anak tidak mengungkapkan tetapi anak akan mengeluarkan emosi tersebut lewat ekspresi pada wajah, seperti menangis, tertawa, sedih, dan cemas. Perkembangan emosi tersebut kelak akan mempengaruhi bagaimana anak mengambil keptusan dan bagaimana ia menikmati hidupnya. Terutama pada anak SD perkembangan emosinya akan semakin kompleks tergantung pengalaman apa yang didapatkannya.

Peran Orang Tua Dalam Emosi Prososial Anak

Setiap orang tua pasti akan mendukung anaknya berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan tetapi orang tua juga harus berhati-hati dan mengajarkan pada anak agar kebaikan dari anak tersebut tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Tetapi banyak juga orang tua yang belum memulai pembiasaan berperilaku prososial terhadap anak (Fitria et al., 2020).

Emosi sangat penting bagi anak karena emosi memberi energi untuk berfikir dan bertingkah laku sehingga anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Diananda, 2020). Dalam ilmu psikologi pendidikan tidak hanya sebuah materi dan perkembangan kognitif tetapi juga bersifat psikomotorik. Orang tua dituntut agar menyesuaikan antara perkataan dan perbuatannya sehingga anak akan memperoleh gambaran orang tua sebagai pendidik yang baik.

Etika ketika bergaul dengan lingkungan sosial dan keluarga yang harus ditanamkan kepada anak ketika anak masih kecil yaitu santu, sopan, ramah, dan peduli terhadap orang lain. Namun di dunia yang kompleks ini ketika bertemu dengan orang baru maka harus berhati-hati jangan terlalu percaya apalagi kepada orang yang baru dikenal.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun