Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa Matahari hanya diam saja. Tapi tahukah Anda bahwa Matahari juga memiliki aktivitas sama halnya dengan manusia di Bumi? Lalu apa saja aktivitas dari Matahari? Bagaimana bisa aktivitas-aktivitas itu bisa terjadi dan apa dampak dari aktivitas Matahari? Apakah akan berpengaruh padahal jarak Matahari ke Bumi cukup jauh?
Matahari adalah sebuah bintang yang merupakan pusat dari Tata Surya kita. Temperatur dari permukaan Matahari sendiri adalah 5.772 Kelvin, yang dapat melelehkan logam yang memiliki titik leleh tertinggi yang diketahui manusia (Tungsten) dengan sangat mudah. Matahari kita memiliki massa sebesar 2x1030 kg atau setara dengan 333.060 kali massa Bumi. Diameter dari Matahari setara dengan 109 kali diameter Bumi.
Salah satu fitur dari Matahari adalah Bintik Matahari atau lebih dikenal dengan sunspot. Bintik Matahari adalah daerah gelap pada lapisan fotosfer Matahari yang diakibatkan oleh medan magnet tinggi dari interior Matahari yang bersifat sementara. Temperatur dari bitnik Matahari dapat dikatakan dingin dari daerah fotosfer lainnya, yaitu sekitar 3.800 K. Ukuran dari bitnik Matahari bervariasi dari 1.000 km hingga 50.000 km.Â
Jumlah dari bintik Matahari sendiri siklus tersendiri setiap 11 tahun. Siklus ini menandakan seberapa aktif interior Matahari. Pada saat jumlah bintik Matahari sedikit pada satu tahun maka disebut dengan fasa solar minimum sedangkan saat jumlah Matahari berada pada puncak dari siklus disebut dengan fasa solar maximum.
Kondisi medan magnetik dari bintik Matahari dapat menyebabkan fenomena ledakan Matahari (solar flare). Ledakan Matahari sendiri adalah erupsi radiasi elektromagnetik yang disebabkan garis medan magnetik dari bintik Matahari yang saling berpotongan. Energi dari ledakan Matahari juga bervariasi, bergantung pada kosentrasi garis medan magnetik dan juga ukuran dari bintik Matahari itu sendiri. Rata-rata energi yang dihasilkan oleh ledakan Matahari sekitar 1020 Joule atau setara dengan 100 triliun bom TNT.
Durasi dari ledakan Matahari bervarisai dari hitungan menit hingga jam. Ledakan Matahari dapat diibaratkan sebagai dua kabel listrik yang mengalami arus pendek atau korsleting yang memunculkan percikan api. Namun pada ledakan Matahari, materi yang terlontarkan bukanlah api, melainkan gas dan radiasi elektromagnetik.Materi yang dikeluarkan akibat ledakan Matahari pada umumnya akan kembali masuk ke dalam Matahari. Peristiwa ini disebut rekoneksi.
Namun ada kalanya materi yang terlontarkan tidak mengalami rekoneksi akibat energi ledakan Matahari yang terlalu besar menyebabkan materi tersebut terlontar menuju ruang antar planet. Peristiwa ini disebut dengan Lontaran Massa Korona atau Coronal Mass Ejection (CME).
Lontaran Massa Korona dapat menyebabkan angin Matahari (solar wind) yang membawa materi berupa partikel berenergi tinggi yang dapat berdampak bagi manusia. Namun tidak semua CME dapat mengganggu manusia. Hanya CME yang menghadap Bumi lah yang dapat mengganggu manusia. Apabila CME terjadi pada sisi Matahari yang tidak mengarah ke Bumi, maka tidak akan berdampak bagi manusia.
Salah satu fenomena di Bumi yang diakibatkan oleh CME adalah aurora di kutub. Aurora dapat terbentuk akibat partikel dari CME yang masuk ke Bumi melalui atmosfer di kutub bertumbukkan dengan partikel yang ada di atmosfer Bumi. Warna-warna dari aurora dipengaruhi oleh komponen penyusun dari atmosfer. Warna hijau didapatkan ketika partikel CME bertumbukkan dengan atom Oksigen di atmosfer Bumi.