Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gereja dan Pemda TTU Menginisiasi Penanaman 15 ribu anakan Pohon di Mutis

13 Januari 2022   18:47 Diperbarui: 13 Januari 2022   18:58 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lokasi penanaman Bijaela Sunan ( dok. pribadi)

Pada Selasa, 11/1/2022, Pihak Gereja bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (Pemda TTU) mengadakan penanaman 15 ribu anakan pohon di Kobe -- Bijaelasunan. Penanaman ini mengambil tema pelestarian lingkungan dan bukan penghijauan seperti biasanya. Selain pihak Keuskupan dan pemda, kegiatan penanaman ini melibatkan pula masyarakat di sekitar Mutis yang terdiri dari dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Mutis dan Kecamatan Miomafo barat yang melingkupi 14 desa yang tersebar di dua kecamatan ini. Ada pula satu kelompok yang menamakan diri kelompok Green House turut serta dalam kegiatan penanaman ini. Seperti yang diketahui bahwa kawasan Gunung Mutis dan sekitarnya merupakan daerah terbasah di Pulau Timor. Hujan turun begitu intens, tetapi sudah mulai berkurang seiring dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Suhu Cagar Alam Gunung Mutis cukup dingin, kisarannya mencapai 12-19 derajat celsius, dengan suhu terendah sembilan derajat celsius.
Kondisi ini cukup wajar karena lokasinya berada pada ketinggian 1.500-2.400 mdpl. Dataran tertingginya bahkan mencapai 2.427 mdpl.

Kobe-Bijaela Sunan merupakan bagian dari Cagar Alam Mutis -Temau di mana keseluruhan keadaan topografinya merupakan relief berbukit sampai bergunung dengan keadaan lereng miring hingga curam.

20220111-110351-61e00b9480a65a12501ec553.jpg
20220111-110351-61e00b9480a65a12501ec553.jpg
Kabut yang turun saat penanaman sedang berlangsung ( dok.pribadi)

Padang hijau berpuluh hektar ini adalah lokasi sapi dan kuda Timor yang memang sengaja dilepas bebas di alam oleh masyarakat setempat. Lokasi penanaman berjarak kurang lebih 5 Km dari kota Eban. Perjalanan menuju ke sana memang sungguh menakjubkan. Jalanan berkelok-kelok khas pegunungan dengan diselingi tanjakan-tanjakan tajam turut menjadi bumbu penyedap bagi orang-orang menuju lokasi. Di pinggir kiri dan kanan jalanan, pohon-pohon cemara gunung berdiri kokoh seolah mau mengisahkan kepada setiap mata yang memandang bahwa mereka adalah penghuni abadi di tempat yang serupa surga ini. Ada pula pohon ampupu yang berdiri kokoh di sepanjang jalan.


Kegiatan penanaman dimulai dengan arahan singkat dari Bupati, kemudian Uskup Atambua, dan beberapa petunjuk yang disampaikan oleh kepala dinas pertanian Kabupaten TTU, lalu doa dan berkat Uskup.
Pukul 10.30 Wita rombongan bergerak ke lokasi penanaman dengan membawa anakan-anakan pohon untuk ditanam di lubang-lubang yang sudah digali oleh masyarakat beberapa hari sebelumnya.
Hamparan rerumputan hijau Bijaelasunan menyajikan keindahan tiada tara. Meskipun jalanan menuju lokasi penanaman sangat menanjak tetapi menyurutkan semangat rombongan mengisi lubang-lubang yang disiapkan dengan anakan-anakan pohon yang dibawa.  Udara segar khas pegunungan dan kabut yang turun di siang itu memberikan semangat dan kesegaran ekstra bagi para penanam.


20220111-105808-61e00d8506310e182e4e2472.jpg
20220111-105808-61e00d8506310e182e4e2472.jpg
Menanam anakan Ketapang Hutan (dok.pribadi)

Puncak Bijaelasunan menyajikan sebuah view yang memanjakan mata. Di atas puncak inilah tertancap pilar perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Dan sejarah dari pilar-pilar di atas Bijaelasunan ini mengisahkan sebuah cerita yang panjang tentang perjanjian adat untuk menjadi lokus .Kegiatan penanaman ini adalah upaya dari pihak Gereja dan pemerintah daerah Timor Tengah Utara untuk kembali menghijaukan padang Bijaela Sunan. Walaupun penanaman pohon ini akan mengurangi padang hijau untuk ternak warga yang selama ini memang dilepas di alam bebas, tetapi hal ini penting untuk mengembalikan fungsi Mutis seperti dulu lagi.Memang dalam beberapa tahun terakhir terjadi perubahan iklim yang signifikan sehingga telah mengurangi efektifitas pertanian. Dahulu Eban memang dikenal sebagai penghasil berbagai komoditas pertanian yang bernilai tinggi, misalnya wortel, kentang, kacang merah advokat, lemon cina, dan beberapa komoditas lain. Namun akhir-akhir ini mulai berkurang.

Selain itu wilayah Mutis dan sekitarnya juga dikenal sebagai jantung pulau Timor. Oksigen tertinggi dihasilkan dari wilayah ini.
Kegiatan dua hari ini berlangsung cukup mengesankan. Hari kedua (Rabu, 12/1/2022) diadakan dialog antara masyarakat, pemda, dan pihak Gereja yang menghasilkan komitmen bersama untuk mengembalikan fungsi Mutis ke fungsi awalnya sebagai daerah penghasil komoditas terbaik dan juga sebagai jantung pulau Timor yang selain menghasilkan oksigen terbaik untuk manusia Timor tetapi juga menyediakan sumber-sumber mata air bagi TTU pada umumnya.

Memang 15 ribu anakan yang disiapkan belum mampu mengisi semua kekosongan padang sabana ini. Karena itu dari pihak Gereja merencanakan untuk kembali turun ke lokasi untuk penanaman lanjutan di bulan Maret-April.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun