Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksinasi, Antara Sadar dan Terpaksa

5 Juli 2021   00:13 Diperbarui: 13 Februari 2022   16:08 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

" Kalian kalau tidak divaksin kedepan kalau tes PNS tidak bakal lolos berkas karena persyaratan utamanya harus sudah divaksin minimal tahap I," Ujar salah satu pegawai puskesmas yang sedang menemani pasien rujukan ke Ternate saat ngopi di warung depan RSUD Kota Ternate. 

Obrolan kami ini terjadi seminggu sebelum penerapan PKM. Kedua orang yang Ia sarankan melonggo. Keduanya saya kenal anti vaksinasi dan tidak mau divaksinasi.

Setelah mendengar ucapan pegawai puskesmas itu, awalnya mereka kaget dan sedikit memberontak lewat pendiriannya. Namun setelah beberapa saat satu dari mereka runtuh. Ia berjanji akan pulang ke desa dan melakukan vaksinasi di desa. 

Hal ini lantaran Ia tak mau tak lolos pemberkasaan saat mengikuti seleksi pegawai negeri nanti. Sementara yang satunya justru bimbang dan belum memutuskan apakah mau ikut seleksi PNS atau tidak.

Jika ikut Ia harus divaksinasi. Sementar jika Ia tak ikut, orang tuanya bakal marah. Sedangkan Ia sendiri berpendirian tak mau divaksin.

Kejadian ini mirip sore tadi, saat sedang menyeruput kopi dan mendengarkan lantunan lagu daerah, salah satu kawan tiba-tiba muncul tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

Ia lalu duduk dihadapan saya lalu berujar " Si yudi dan si Dodo ngajak saya ikut vaksinasi. Tapi aaya tidak mau,". 

"Lah tumben tu si Yudi mau ikut vaksinasi. Biasnya nolak," timpalku keheranan

"Iya bang. Kan syarat tes PNS sekarang persayaratannya harus sudah divaksinasi," Ujarnya.

"Terus kamu kenala tidak di mau, bukannya kamu mau ikut seleksi PNS," tanyaku balik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun