Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Tadarus dalam Genggaman Zaman

23 April 2021   00:13 Diperbarui: 12 April 2022   11:29 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara toa mesjid menggema. Lantunan lafaz Al-Qur'an merdu di suarakan. Beberapa ibu dan anak Remaja nampak duduk mendengarkan sekaligus menjaga alur bacaan. Sembari menunggu giliran.

Yap, setelah ba'dah sunah tarawih, masjid tak langsung kosong. Beberapa dari mereka memilih untuk tadarusan. Mereka adalah orang-orang yang selalu mengisi Ramadhan dengan kebaikan. Menjalankan amalan-amalan yang menjadi keutamaan.

Di Maluku Utara, tradisi tadarusan di lakukan di setiap masjid bahkan hingga ke pelosok. Perempuan hingga laki-laki. Anak-anak hingga yang tua bahu membahu menamatkan kitab suci Al-Qur'an. Meraih pahala di bulan suci.

Dua tiga bahkan sampai lima kali Khatam. Banyak tidaknya tergantung partisipasi masyarakat. Semakin banyak yang hadir semakin banyak jumlah Juz yang diselesaikan.

Membaca Al-Qur'an merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seorang muslim. Membaca Al-Qur'an, mempelajari dan mengamalkan dapat memberikan syafaat kelak pada hari kiamat.

Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh yang semisal. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Namun alif itu satu huruf, laam itu satu huruf dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Banyak manfaat yang diperoleh selain pahala. Tradisi Tadarusan selain mencari pahala juga meruapakan wadag belajar. Sebab, kesibukan manusia yang begitu padat di luar bulan Suci Ramadhan telah membuat Al-Qur'an sangat jarang di baca. 

Selain kondisi di atas tercipta juga kondisi sosial kemasyarakatan. Di mana partisipasi masyatakat begitu tinggi.

Setiap tadarusan, ada semacam tradisi di mana masyarakat akan mengantar kue hingga air ke mesjid. Tujuannya agar orang-orang yang tadarusan dapat menikmati. Bagi saya ini juga bagian dari mencari pahala.

Di Maluku Utara, setelah H-1 Ramadahan, jadwal pengantaran kue ke masjid sudah di sebar  Di mana dalam setiap malam akan ada dua sampai tiga keluarga mempunyai kewajiban mengantar kue.

Namun walau sudah memiliki jadwal, akan tetapi tidak sedikit masyarakat yang justru ikut mengantar walau belum jadwalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun