Hal yang paling mengemuka adalah soal sekolah gratis, beasiswa bagi yang tidak mampu dan kesejateraan guru. Namun, pada konteks selanjutnya yang ditampilkan hanyalah fakta dari masalah pendidikan dan tidak pernah mengemukakan bagaimana caranya mencapai itu semua. Apa yang harus dilakukan, bagaimana strateginya dan berapa tahun akan tercapai.
Artinya, para kandidat hanya menampilkan "masalah" yang menyentuh langsung dengan kondisi yang dirasakan masyarakat dan tidak nampak sama sekali menampilkan gagasan dan konsep penyelesaian kepada masyarakat. Pun demikian dengan masalah ekonomi, kesehatan dan pembukaan lapangan pekerjaan, sama tapi tak serupa.
Maka pada konsestasi pilkada tahun 2020 ini, saya pribadi sangat menginginkan adanya pertarungan ide, gagasan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam konsep dari setiap kandidat yang berbeda. Pertarungan yang menyajikan kualitas pengetahuan dari setiap kandidat agar kita dapat menerka sejauh mana perubahan akan terjadi.
Pertarungan yang diharapkan ialah pertarungan intelegensi, pengetahuan yang mendalam dan cara penyelesaian yang tepat dari setiap kandidat. Bukan pertarungan saling serang kelemahan antara sesama yang sering dipamerkan dalam ajang debat kandidat.
Tentunya bukan sekadar harapan tetapi dinamika seperti ini sangat dirindukan dan bisa menciptakan lingkungan politik yang baru. Dinamika problem sosial ekonomi yang dijadikan komoditas politik sudah harus berkualitas lewat konsep dan gagasan brilian.Â
Setiap kandidat harus menampilkan sisi pengetahuannya dan membawa posisi politik menuju cara baru dengan pendekatan baru. Pendekatan pengetahuan dan meningalkan cara lama yang terkesan menghalalkan segala cara.Â
Mari kawal demokrasi kita ke arah yang berkualitas agar tidak menjadi dunia menarik yang membosankan. Terima Kasih*