Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menabung dari Hasil Memungut Buah Pala

11 Agustus 2020   20:56 Diperbarui: 12 Agustus 2020   03:29 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Memungut Pala

Anak-anak juga punya rasa penasaran berapa uang mereka yang disimpan atau di tabung ke orangtua mereka. Dan tak jarang, jika ingin membeli sesuatu atau jajan mereka bisa meminta uang mereka dari 2000-5000.Namun tidak setiap hari. Bahasa populernya kredit.

Sementara yang menyerahkan kepada orang tua sepenuhnya akan dikumpulkan terpisah dan ditampung pada sebuah wadah tersendiri. Hasil akhir penjualan ketika para orang tua menjual hasil panen pala dan fuli pala ke warung.

Duit yang dihasilkan yang merupakan milik anak-anak mereka tentu saja di simpan oleh mereka dengan info yang sama seperti di atas. Biasanya mereka memberikan ke orang tua karena beberapa alasan pertama, tentu saja tabungan biaya sekolah (buku, spp, jajan dll). 

Kedua, nazar ingin membeli sesuatu seperti sepeda atau sepeda motor, handpone atau yang lebih besar. Banyak anak-anak SMP maupun SMA bisa membeli motor dan lain-lain dari hasil memungut buah pala. Di mana sebagian hasil memungut akan ditambah kekurangannya oleh orangtua.

Ketiga, karena mereka belum mengenal sistem menabung di Bank. dan orangtua adalah satu-satunya bank yang paling aman tanpa bunga dan tak ada resiko dengan jaminan kepercayaan.

Pola ini sudah dilakukan sejak lama. Bahkan ketika saya masih kecil tahun 1990-an silam. Ada nilai tersendiri pada praktik memungut ini. Yakni, kerja keras, mandiri, kepercayaan anak dan orang tua, kultur dan budaya serta etika. 

Sebuah nilai yang dipraktikkan secara sederhana oleh anak-anak sejak dini dan tak berharap pada siapapun. Mandiri sejak kecil adalah tanda manusia-manusia kuat dan terampil.
Terima Kasih (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun