Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Di Balik Wajah, Di Balik Kisah

19 Juli 2020   04:56 Diperbarui: 19 Juli 2020   05:29 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama wanita yang ku kisah kan. Dokpri

Sudah 3 bulan lebih aku berburu kisah dan kepentingan. Aku harus pulang. Kepulanganku harus kutanggung dengan derita karena sakit yang tiba-tiba. Apa daya, tiket sudah di genggam. Batal berangkat bisa hangus uang. Tak ada lagi yang tersisa.

Di setengah perjalanan aku mengigil di barak berukuran sebadan. Aku sedikit sembuh setelah ku tenggak obat-obatan hasil pemberian kawan ku di Pelabuhan Kupal Tadi.

Dan, aku benar-benar sembuh karena menemukan wajah yang berkisah di anjungan kapal. Di tengah terpaan angin laut, kami menyudut di lorong kapal. Aku kemudian memesan kopi ke kantin kapal Dek 3 serta beberapa bungkus cemilan. 

Sambil ngopi, kami berkenalan. Om Faruk namanya. Kami kemudian berbagi kisah, aku merunut kisah tentang perjalanan hingga ke Pulau Bacan. Menemui banyak wajah, nelayan, ledagang, pejabat, tukang ojek dan beberapa wajah yang kusebutkan satu-satu. Sedangkan ia, baru saja dari Pulau Obi. Tepatnya, di salah satu pertambangan nikel disana. 

Ia harus kembali karena pemutusan kontrak oleh perusahaan. Dari 200-an orang, ia salah satunya. Yap tambang ini belakangan sering memecat karyawannya. Terutama pekerjanya seperti om Faruk yang bekerja membangun instalasi dan bangunan-bangunan disana.

Ia ternyata tak sendiri bekerja di sana. Sang anak masih beruntung tidak di pecat karena berada di Divisi yang berbeda. Alhasil, ia harus kembali pulang ke Ternate dan menjadi nelayan ikan dasaran.

Ia bercerita, tak memiliki pekerjaan tetap. Kadang buruh serabutan, kadang nelayan, kadang pekerja bangunan, ngojek dan segala macam pekerjaan. 

Kulihat usianya tak lagi muda, hampir 50an mendekati 60an. Ia kembali tanpa pesangon yang full karena pemutusan kontrak sepihak. Kondisi ini membuat ia mau tak mau harus kembali melaut. Sesekali ia bercanda, kalau mau memancing ia bisa menjadi guide ke spot-spot potensial. Cerita ini kami akhiri dengan bertukar nomor. 

Kisah-kisah di balik wajah yang ku temui adalah mereka-mereka yang tak mengenal hari tua. Di usia itu harusnya mereka tak perlu lagi menguras tenaga dan keringat demi selembar rupiah. Mereka tak harus lagi membantu negara hanya untuk diakui sebagai negara  pekerja yang produktif.

 Kisah tentang kebahagiaan pada mereka ialah dongeng sebelum tidur yang tak pernah benar-benar terwujud. Ingin pasti ada namun kondisi tak berpihak. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun