Mohon tunggu...
Ogie Urvil
Ogie Urvil Mohon Tunggu... Wiraswasta - CreativePreneur, Lecturer

Orang biasa yang banyak keponya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Titik Demi Titik

8 Agustus 2015   06:47 Diperbarui: 8 Agustus 2015   07:21 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau diperhatikan lebih dalam, ternyata ada orang yang tipikalnya lebih melihat kepada sampainya diri pada titik akhir, tapi sampai lupa melihat titik yang sekarang. Akibatnya, yah jadinya lupa deh atas apa yang ada di sekitarnya sekarang, dan lupa juga apa-apa yang sebaiknya dilakukan di saat sekarang.

Sejumlah orang, diantaranya mahasiswa saya, ada yang seperti itu. Mereka ingin sekali mencapai impiannya, atau untuk yang mahasiswa, ingin sekali cepat lulus (mungkin karena sudah bosan kuliah, atau ingin segera menghasilkan duit.). Tapi anehnya koq yah malah males, masuk telat, deadline lewat, dan kelihatan nanti pokoknya asal lulus aja.. Pas-pasan juga gak papa. Yang penting cepat lulus.

Banyak orang yang ingin terburu-buru sampai ke suatu tempat yang dianggapnya nyaman, padahal kenyamanan itu belum tentu adanya. Banyak koq yang beranggapan begini (termasuk saya sendiri..): Saat kuliah, inginnya cepat lulus dan kerja, eh pas sudah kerja malah ingin balik kuliah lagi.

Intinya, jangan terburu-buru ingin cepat sampai. Membayangkan hasil terus menerus tanpa membayangkan perjalanan malah bisa membuat kita tidak konsentrasi akan hal-hal yang dekat… Ibarat orang yang sedang mengemudikan mobil, tapi pikirannya lebih fokus ke tempat dimana ia bakal sampai, dan akibatnya ia nggak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, kilometer mobil, atau mobil-mobil lain yang ada di depan, samping, dan di belakangnya..

Orang-orang yang berfokus pada kilometer demi kilometer perjalanan, rambu-rambu, pemandangan sekitar, perjalanannya malah jadi tidak terasa, dan eehh, tahu-tahu sampai di tujuan. Dan sebetulnya, kalau mau ditelaah lebih detail, pada kilometer-kilometer perjalanan tersebut, sebenarnya kita juga telah “sampai” pada “titik” tertentu. Meski belum sampai pada “titik” tujuan akhir. Bukankah sebuah garis sebenarnya selau terdiri dari sejumlah “titik” ??. Bukankah ujung garis yang satu dengan ujung garis yang lainnya itu juga sebenarnya terdiri dari sejumlah titik-titik yang saling terhubung..??

Itulah kenapa sering juga kita dengar, kalau kita bertanya ke seseorang yang sedang dalam perjalanan, kata “sampai” juga ikut digunakan.. Misalnya, ada teman mau main ke rumah kita, terus kita penasaran dia posisinya dimana, kita bakal telepon dia dan kita tanya: “Udah sampai dimana ??”…

Sukses besar seringkali berawal dari titik-titik gagal & sukses kecil yang berkelanjutan..  Dan orang-orang yang bisa demikian menikmati perjalanannya menuju keberhasilan pun juga bisa dikatakan sukses.. Berarti ada benarnya juga ya quote yang ini: “Success is a journey, not a destination…”

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun