Mohon tunggu...
Odjie Samroji
Odjie Samroji Mohon Tunggu... Pendidik, Penulis, Founder : Albirru Indonesia Foundation

Ingin menjadi pribadi yang bermanfaat, karena sebaik-baiknya manusia adalah pribadi yang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Spirit Tahun Baru Hijriyah, Bukan Sok Suci, tapi berusaha Lebih Baik

27 Juni 2025   06:06 Diperbarui: 27 Juni 2025   06:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemuda Hijrah | Foto : pixabay.com 

Hijrah itu bukan cuma tentang pindah tempat. Lebih dari itu, hijrah adalah soal pindah hati, pindah arah, dan pindah tujuan. Dari yang dulunya cuek sama ibadah, jadi rajin sholat. Dari yang dulunya suka ngomongin orang, jadi belajar jaga lisan. Dari yang dulunya hidup tanpa arah, jadi mulai melangkah di jalan yang lebih baik. Inilah makna hijrah yang sebenarnya: perubahan ke arah kebaikan.

Banyak orang merasa ragu buat memulai hijrah karena takut dinilai sok alim, takut nggak bisa konsisten, atau takut kehilangan teman. Padahal, semua orang punya hak dan kesempatan buat berubah. Allah itu Maha Menerima taubat, dan setiap langkah kita menuju-Nya pasti akan dihargai, sekecil apapun itu. Bahkan dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang berhijrah karena Allah, kemudian mereka terbunuh atau mati, maka Allah akan memberi rezeki yang baik kepada mereka..." (QS. Al-Hajj: 58). Ini bukti bahwa hijrah bukan sekadar tindakan, tapi jalan menuju keberkahan.

Kita hidup di zaman serba cepat. Informasi datang bertubi-tubi, hiburan nggak ada habisnya, dan godaan buat lalai selalu ada di mana-mana. Tapi justru di tengah hiruk-pikuk itulah, kita diuji: apakah kita bisa tetap memilih jalan kebaikan, atau malah hanyut dalam kesenangan yang menipu. Hijrah berarti kita berani melawan arus, berdiri tegak ketika orang lain mulai tumbang dalam maksiat. Dan itu butuh keberanian.

Perubahan itu emang nggak mudah. Kadang jatuh, kadang khilaf lagi, tapi itu bukan alasan buat nyerah. Justru itulah proses. Hijrah itu bukan tentang jadi sempurna dalam semalam, tapi tentang usaha buat jadi lebih baik dari hari ke hari. Yang penting, niat lurus karena Allah, dan terus bergerak meski pelan. Nabi Muhammad dan para sahabat juga pernah hijrah. Dari Mekkah ke Madinah, mereka bukan hanya pindah kota, tapi pindah kehidupan. Dari tekanan menuju ketenangan. Dari ketidakbebasan menuju keberkahan.

Kita kadang ngerasa malu karena masih sering bolong-bolong ibadah, masih banyak dosa, atau belum bisa lepas dari kebiasaan buruk. Tapi justru dari rasa malu itu, bisa lahir tekad buat berubah. Allah itu nggak lihat masa lalu kita, tapi lihat usaha kita sekarang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, "Setiap anak Adam itu berdosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat." Jadi, nggak ada kata terlambat buat memulai.

Teman yang baik akan mendukung hijrah kita. Tapi kalau ternyata lingkungannya justru menarik kita kembali ke kebiasaan lama, maka mungkin sudah saatnya berani menjaga jarak. Nggak semua orang harus ditinggal, tapi kita juga punya hak untuk menjaga diri. Ingat, kamu bukan sedang berubah buat mereka. Kamu sedang berubah buat dirimu sendiri dan untuk meraih ridha Allah.

Biarpun pelan, asal terus berjalan, itu lebih baik daripada cepat tapi berhenti di tengah jalan. Allah nggak pernah menuntut kita jadi sempurna, tapi Allah suka sama hamba-Nya yang terus berjuang. Nggak usah khawatir soal omongan orang. Mereka bisa berubah pikiran, tapi Allah nggak pernah berubah dalam menerima hamba-Nya yang kembali.

Hijrah adalah perjalanan pribadi, perjalanan jiwa, dan perjalanan hati. Jadi kalau hari ini kamu merasa terpanggil untuk berubah, jangan tunda lagi. Ambil langkah kecilmu sekarang, karena siapa tahu itu adalah awal dari cerita luar biasa dalam hidupmu. Spirit hijrah itu tentang menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri, dan Allah selalu menyambut siapa pun yang ingin kembali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun