Ibnu Sina, yang lebih dikenal di Barat dengan nama Avicenna, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam dan dunia. Ia dikenal sebagai seorang filsuf, ilmuwan, dokter, astronom, matematikawan, dan penulis ensiklopedis dari dunia Islam klasik. Kontribusinya dalam bidang kedokteran dan filsafat tetap dikenang hingga kini.
Nama lengkapnya adalah Abu 'Ali al-Husain bin 'Abdullah bin Sina (أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ia lahir pada tahun 980 M (370 H) di Afsyanah, dekat Bukhara (sekarang di wilayah Uzbekistan). Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintah dan termasuk dalam kalangan intelektual.
Ibnu Sina menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak kecil. Ia mulai belajar Al-Qur'an dan sastra Arab sejak usia dini dan telah menghafal seluruh Al-Qur'an pada usia 10 tahun. Ia mempelajari logika, matematika, fisika, metafisika, dan kedokteran secara otodidak dan dengan bimbingan guru-guru terkemuka.
Pada usia 16 tahun, ia sudah menjadi dokter profesional. Dikatakan bahwa ia menyembuhkan penguasa Bukhara dari penyakit serius, yang membuatnya diizinkan mengakses perpustakaan kerajaan yang sangat besar.
Ibnu Sina menulis lebih dari 450 karya, sekitar 240 di antaranya masih diketahui dan lebih dari 40 di antaranya membahas kedokteran dan filsafat. Dua karya utamanya yang paling terkenal adalah:
1. Al-Qanun fi al-Tibb (القانون في الطب)- The Canon of Medicine
Merupakan ensiklopedia kedokteran paling terkenal di dunia Islam dan Barat. Digunakan sebagai buku teks kedokteran di Eropa hingga abad ke-17. Membahas anatomi, pengobatan, farmakologi, dan penyakit menular secara sistematis.
2. Kitab al-Syifa' (كتاب الشفاء)- The Book of Healing
Bukan buku tentang pengobatan fisik, tetapi tentang penyembuhan jiwa dan pikiran melalui filsafat. Merupakan karya ensiklopedik yang mencakup logika, fisika, matematika, dan metafisika. Sangat berpengaruh dalam filsafat Islam dan pemikiran skolastik Kristen abad pertengahan.
Ibnu Sina menggabungkan ajaran Aristoteles dan Neoplatonisme dengan ajaran Islam. Ia dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan filsafat peripatetik Islam. Ia juga membahas konsep wujud dan kemungkinan, yang mempengaruhi pemikiran filsuf besar seperti Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, dan Thomas Aquinas.