Mohon tunggu...
Odhika Firmansyah
Odhika Firmansyah Mohon Tunggu... Guru di MTS Satu Atap Datok Sulaiman Palopo/ Humas pada Yayasan Bait Fitrah Al Insani

hobi membaca kitab-kitab turats terutama tentang ilmu Qawaid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Khalifah Harun Al-Rasyid "Kilauan Kejayaan Abbasiyah"

15 Juni 2025   13:56 Diperbarui: 15 Juni 2025   13:56 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Harun Al-Rasyid, sumber: AI Canva oleh Odhika

Harun Al-Rasyid adalah salah satu khalifah paling terkenal dalam sejarah Kekhalifahan Abbasiyah. Ia dikenal sebagai pemimpin cerdas, dermawan, dan sangat mencintai ilmu pengetahuan. Nama lengkapnya adalah Harun bin Muhammad Al-Mahdi, dan ia lahir pada tahun 763 M (145 H) di Rayy, Persia (kini Iran).

Ia merupakan putra dari Khalifah Al-Mahdi dan seorang wanita budak bernama Al-Khayzuran. Ibunya dikenal sebagai wanita berpengaruh di istana dan turut andil dalam mendidik Khalifah Harun dengan pendidikan yang tinggi sejak kecil.

Khalifah Harun Al-Rasyid menjadi khalifah pada tahun 786 M, menggantikan saudaranya Al-Hadi. Pada saat itu, usia Khalifah Harun masih tergolong muda, sekitar 23 tahun. Namun, kecerdasannya membuatnya mampu memimpin dengan bijak dan membesarkan kejayaan Dinasti Abbasiyah.

Masa pemerintahannya dianggap sebagai masa keemasan peradaban Islam, khususnya di bidang ilmu pengetahuan, sastra, dan kebudayaan. Ibukota Abbasiyah, Baghdad, menjadi pusat ilmu dan perdagangan dunia Islam.

Khalifah Harun dikenal sebagai pelindung ilmu pengetahuan dan pencinta sastra. Ia mendirikan Bait al-Hikmah (House of Wisdom) yang menjadi pusat penerjemahan karya-karya ilmiah Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab. Para ilmuwan besar seperti Al-Kindi (Filsafat), Al-Khawarizmi (Matematika), Jabir Ibn Hayyan (Kimia, Farmasi), dan Hunain bin Ishaq (Kedokteran, Penerjemah karya Yunani) tumbuh dan berkembang pada masa ini. Pemerintah memberikan penghargaan dan dukungan penuh terhadap kegiatan ilmiah dan literatur.

Khalifah Harun Al-Rasyid juga dikenal dalam cerita-cerita legendaris seperti Seribu Satu Malam (Alf Laila wa Laila). Ia sering digambarkan sebagai raja bijak yang menyamar untuk menyaksikan kehidupan rakyatnya secara langsung. Kehidupan Khalifah Harun tidak hanya tentang kemewahan dan ilmu pengetahuan, tetapi juga tantangan politik. Ia menghadapi pemberontakan dan konflik dengan Bizantium serta pengelolaan wilayah luas Kekhalifahan Abbasiyah.

Salah satu pencapaian pentingnya adalah hubungan diplomatik dengan berbagai kekaisaran dunia, termasuk Kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Franka di Eropa. Ia bahkan menjalin korespondensi dengan Raja Charlemagne. Khalifah Harun memiliki perhatian besar terhadap keadilan. Ia menunjuk hakim-hakim dan penasihat yang adil, serta berusaha menjaga kestabilan sosial di bawah hukum Islam.

Dalam urusan agama, Khalifah Harun dikenal taat dan rajin beribadah. Ia melaksanakan haji beberapa kali, bahkan memimpin langsung rombongan haji dengan kemegahan yang luar biasa. Khalifah Harun juga dikenal karena membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, masjid, dan pusat-pusat pemerintahan di seluruh kekhalifahan. Baghdad menjadi kota terindah dan terkaya di dunia saat itu.

Namun, tidak semua bagian pemerintahannya berjalan mulus. Konflik internal keluarga dan pertikaian antara anak-anaknya menjadi bibit perpecahan pasca wafatnya. Khalifah Harun Al-Rasyid wafat pada tahun 809 M (193 H) di Khurasan, saat sedang dalam perjalanan menumpas pemberontakan. Jenazahnya dimakamkan di kota Thus, wilayah Persia (sekarang Iran).

Sepeninggal Khalifah Harun, Abbasiyah mulai mengalami keretakan karena perebutan kekuasaan antara dua putranya, Al-Amin dan Al-Ma'mun. Ini menandai awal mula kemunduran politik dinasti tersebut. Walau begitu, warisan kejayaan Khalifah Harun dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan terus dikenang hingga berabad-abad kemudian. Bait al-Hikmah menjadi model pengembangan pendidikan dan penelitian ilmiah di dunia Islam dan Eropa.

Khalifah Harun Al-Rasyid menjadi simbol pemimpin ideal dalam sejarah Islam: tegas, adil, religius, dan mendukung kemajuan ilmu. Pemerintahannya menjadi acuan dalam pembentukan peradaban Islam yang berpengaruh global. Sosoknya sering disebut dalam kitab-kitab sejarah dan biografi sebagai contoh pemimpin besar. Bahkan orientalis Barat pun mengagumi capaian dan visi kepemimpinannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun