Mohon tunggu...
Ode Abdurrachman
Ode Abdurrachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trading Blogger - Pemerhati Pendidikan | Ketua IGI Provinsi Maluku | Ketua Dikdasmen PDM Kota Ambon Guru, Pengajar, aktivis Muhammadiyah Kota Ambon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sharing (Berbagi) di Gale-gale, Seram Utara Barat - Maluku

23 September 2011   16:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:41 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di tengah berita Ambon yang adem ayem dan menghangat, saya lebih memilih menulis berita 'sharing ilmu' di Gale-gale Kec. Seram Utara Barat. Maluku. sebuah desa yang berada tepi pantai utara Pulau Seram (Ceram Island) Maluku. Meski artikel ini mungkin tidak sepopuler berita 'Ambon yang rusuh' dan selalu diperbincangkan, akhir-akhir ini di berbagai media lokal (Ambon) dan Nasional. tapi pengalaman berbagai ilmu dengan beberapa pendidik di sana membuat 'gatal tangan' saya untuk menulis artikel ini.

Tidak banyak informasi yang bisa didapat dari 'kata kunci' Desa Gale-gale di Internet, yang ada hanya artikel kerusuhan beberapa tahun lalu yang pernah terjadi di sana, namun pengalaman beberapa hari berbagi di desa ini patut menjadi contoh bagi desa pesisir lain di Maluku dan umumnya di Indonesia.

Betapa tidak,  penduduk setempat yang berpanghasilan rata-rata dari Nelayan biasa, dan petani kelapa (baca:Kopra), namun rata-rata mampu menyekolahkan putra-putri mereka sampai mencapai sarjana. Padahal rata-rata Bangunan fisik rumah warga pun terlihat sederhana, seperti rumah Nelayan pada umumnya yang terbuat dari bahan sederhana seperti atap zenk, rumah papan, berpagar kayu, yang terbilang hidupnya cukup sederhana. Meski terlihat beberapa rumah warga yang dibangun permanen bentuknya-pun cukup sederhana. tidak seperti rumah warga perkotaan yang meskipun terbilang minimalis tapi kaya ornamen, dan perabotan mahalan yang butuh anggaran lebih untuk mendisainnya.

Unik dari cerita ini bahwa, yang lebih sukses menyekolahkan anaknya menjadi sarjana adalah beberapa penjaga sekolah yang mampu membina putra-putri mereka sampai pada jenjang S3 (Doktoral), atau Dokter spesialis. mungkin juga semangat inilah yang kemudian menjadi pemacu sebahagian besar penduduk desa, dengan kemampuan apapun harus bisa menyekolahkan putra-putri mereka sampai pada tingkat sarjana.

Suasana Asri, senyuman ramah, sapaan akrab di setiap sudut desa Gale-gale kepada kami dan teman-teman hilir mudik di sana sebagai orang baru, tentunya membuat nyaman. Sudah pasti  suasana ini akan membuat nyaman siapa saja, termasuk kami, padahal kami-pun termasuk orang yang baru mereka kenal. kami hadir di sana untuk berbagi ilmu kepada beberapa guru yang mengikuti program akselerasi sarjana dari pihak kami PT. Univ. Pattimura Ambon. Suasana inilah sebenarnya yang patut ditiru oleh desa-desa di Pulau Seram dan Pulau Ambon, gumanku..!!, sebab banyak desa terkoptasi dan selalu terbawa pada isu konflik di Pulau Ambon, akhir-akhir ini warga Maluku pun resah dan tidak bisa tenang ketika isu negatif dan konflik warga Ambon yang sebenarnya tak perlu terjadi.

Beberapa hari kami di desa Gale-gale, dikoordinir oleh kepala sekolah (Bapak La Uge), dan dari beberapa beberapa warga dan para guru lainnya akhirnya kami tahu banyak ternyata selama ini pemberitaan miring tentang desa Gale-gale yang pernah Rusuh, tidak benar sama sekali.  karena penduduk yang mayoritas warga keturunan Sulawesi Tenggara (Wakatobi), tidak pernah bermusuhan dengan siapapun, selain karena mayoritas terpelajar masyarakat di desa Gale-gale sadar akan resiko konflik,  tidak seperti kebanyakan desa di tempat lain di Maluku, yang terbawa suasana konflik dan tegang, sampai tidak beraktivitas, nyatanya masyarakat dan rata-rata warga Gale-gale lebih memilih menggeluti pekerjaan sehari-hari, daripada melayani isu dan potensi konflik yang tentunya banyak ruginya ketimbang untung.

beberapa hari kami berinteraksi berusaha meng-charge (mengisi ulang energi) para guru dengan berbagai materi dengan pendekatan, metode, model, media, pendidikan dan penilaian terbaru dalam dunia pendidikan dewasa ini. sehingga menjadi pilihan dan solusi bagi para guru untuk merubah sedikit-demi sedikit paradigma selama ini bahwa guru bukan saja sumber informasi, namun lebih pada contoh yang patut ditiru, sehingga jika kualitas murid akan baik, maka guru-lah yang utamanya harus berkualitas dan berkarakter.

Kondisi yang Aman, Asri dan Nyaman inilah yang sudah dilirik beberapa investor untuk memberdayakan beberapa 'lahan garapan' baru bagi masyarakat sekitar di antaranya adalah perekrutan Karyawan dari desa setempat dan desa-desa sekitar untuk menjadi buruh pada PT. Nusa Ina yang bergerak pada penanaman bibit Kelapa Sawit di seputar desa Gale-gale, dan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dengan budidaya Rumput Laut, di samping aktivitas sehari-hari para warga, tentu prospek ini akan membangkitkan semangat baru dan motivasi baru bagi warga setempat untuk berkembang sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia.

Sayangnya, karena rentang kendali desa Gale-gale dari Ibukota Kabupaten Maluku Tengah, Masohi yang terbilang jauh (kira-kira 130 Km atau 3 jam perjalanan dari Masohi-Gale-gale ) cukup membuat desa ini tertutup dari Informasi dunia luar. Meski sudah di dukung dengan Internet lokalan (sekolah dan desa) juga tersedia jaringan mobile telepon seluler dan transportasi kendaraan yang cukup lancar, beberapa sarana di desa ini harus segera dibenahi. Misalnya, perlu pembenahan BTS dari operator telepon seluler yang sering ngadat dan macet (sinyal putus-putus), jaringan Listrik (PLN) yang hanya hidup di malam hari dan terkadang pun mati total, sarana Jalan yang belum dilakukan peng-aspalan, Jembatan ke Desa Sapola (desa tetangga yang selama ini tidak dibangun), Transportasi penumpang via Kapal Laut yang terabaikan, dan sarana lainnya.

Belum lagi tidak masuknya siaran tv dan radio lokal yang meng-up to date berita pasar lokal, sehingga misalnya hasil panen petani rumput laut yang sempat bingung mencari tahu harga jual rumput laut kering desa Gale-gale, atau harga hasil olahan Kelapa (Kopra) atau hasil tangkapan ikan nelayan tidak jelas, tentu akan sangat merugikan masyarakat setempat dan rentan penipuan dari para 'tengkulak'.

Semoga artikel singkat ini membuat pihak yang berkaitan, bisa menyelesaikan dan memberikan solusi ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun