Mohon tunggu...
octavian
octavian Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

belajar menuangkan isi pikiran ke dalam tulisan, walau tidak sempurna paling tidak apa yang ada di kepala bisa tertuang dan tidak hilang ditelan waktu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub DKI 2017 Pestanya Parpol yang Punya Modal

26 September 2016   15:33 Diperbarui: 29 September 2016   13:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat pertarungan pilgub 2017 nanti sepertinya ini bukan saja pertarungan para calon gubernur maupun wakil gubernur, tetapi juga pertarungan pengaruh dan modal dari masing-masing partai pendukung. Khusus untuk petahana sebelum didukung PDI-P, nampaknya baik Nasdem, Hanura maupun Golkar lebih melihat gelagat bahwa secara elektabilitas, Ahok tetap unggul dibandingkan nama-nama yang muncul sebagai calon penantang. Pilihan ketiga parpol itu dengan sendirinya mendapat apresiasi dari sebagian besar warga DKI, sehingga dimata parpol untuk memenangkan Ahok tidak perlu keluar modal terlalu banyak karena secara nilai jual Ahok sudah cukup baik.

Nah ketika PDI-P merapat dan Djarot menjadi kader yang disandingkan dengan Ahok, maka disini PDI-P punya kepentingan agar kader yang didukungnya bisa menang. Bisa dipastikan PDI-P akan menggerakkan semua elemen partainya untuk pemenangan Ahok-Djarot. Bisa jadi akan memanggil para punggawa-punggawa saktinya seperti Risma dan Ganjar sebagai jurkam Ahok Djarot.

Bagaimana dengan koalisi kekeluargaan ? sebelum poros Cikeas terbentuk, maka motor koalisi ini sepertinya dipimpin oleh Gerindra. Tapi walaupun namanya kekeluargaan ternyata dalam menetapkan siapa yang akan maju mendampingi Sandiaga Uno tidak semudah  seperti yang dibayangkan. Beberapa partai berusaha mengusulkan jagoan’nya masing-masing, dimana nama-nama yang diusulkan dari tiap partai tersebut sulit sekali mendapatkan persetujuan suara secara bulat. Masing-masing partai dalam kekeluargaan tersebut semuanya ingin eksis dalam mengusung calon’nya dengan maksud menunjukkan kepada warga DKI kalau mereka mempunyai kader yang dapat bersaing dengan Ahok.

Beberapa partai di koalisi kekeluargaan yang aspirasinya merasa tidak diterima oleh Gerindra dalam memutuskan pendamping Sandiaga langsung banting setir merapat ke Demokrat dan membentuk poros Cikeas, entahlah apakah datang ke Cikeas dengan tangan kosong atau memang sudah membawa beberapa nama yang hendak dideklarasikan. Dan sudah kita ketahui bersama ternyata nama yang keluar adalah bukan seperti yang diduga oleh kebanyakan pengamat.

Lengkap sudah bahwa pesta Pilgub DKI 2017 cuma dilakoni oleh parpol yang punya modal besar seperti PDI-P, Gerindra dan Demokrat dimana tiap partai tersebut memunculkan jagoan’nya masing-masing. Sedangkan partai lainnya cuma ikutan meramaikan pesta saja, karena tidak punya jagoan yang mampu melawan petahana, tapi kemana-mana berkoar akan mampu mengalahkan Ahok.

Pada akhirnya tokh mereka realistis kalau untuk mengalahkan Ahok itu bukan perkara mudah apalagi ternyata tidak gampang mencari calon penantang yang seimbang buat petahana, sehingga mungkin baru terpikirkan buat apa buang-buang modal dan berkeringat susah payah tapi ternyata hasilnya tetap jeblok juga. Mereka berhitung untung rugi’lah, lebih enak ikut acara pesta’nya saja. Kalau menang mereka bisa klaim ikut berperan aktif, entahlah kalau hasilnya ternyata kalah alasan apa lagi yang hendak dipakai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun