Mohon tunggu...
Vivin Octavia Cahyani
Vivin Octavia Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI dan Masa Depan Pekerjaan: Apakah Khawatir atau Optimis?

20 September 2023   22:26 Diperbarui: 20 September 2023   22:31 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay 

Dalam dekade terakhir, perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam hampir semua aspek kehidupan manusia. Salah satu perkembangan yang paling mencolok adalah penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI telah mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan bahkan berpikir. Namun, sementara AI menjanjikan kemajuan yang luar biasa, ia juga menimbulkan ketidakpastian besar tentang masa depan pekerjaan manusia. Apakah AI akan menggantikan pekerjaan manusia secara besar-besaran? Bagaimana perasaan manusia tentang perubahan ini? Mari kita telusuri berdasarkan data yang ada.

Pandangan Responden Terhadap AI dalam Menggantikan Pekerjaan Manusia

Dalam mengevaluasi pandangan para responden terhadap penggunaan AI yang semakin merajalela dan potensi penggantian pekerjaan manusia, kita dapat merujuk pada data yang telah dikumpulkan. Data ini memberikan gambaran tentang sejauh mana para responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan terkait AI dan pekerjaan manusia.

1. Pandangan Umum:
   - 60% responden menyatakan sangat setuju bahwa AI dapat membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan manusia.
   - 70% responden merasa netral terkait perasaan khawatir bahwa AI akan menggantikan pekerjaan manusia secara besar-besaran.
   - 60% responden merasa netral bahwa AI akan menciptakan pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
   - 100% responden setuju bahwa pendidikan dan pelatihan harus fokus pada persiapan manusia menghadapi era AI.

Dari data ini, terlihat bahwa mayoritas responden berpendapat positif tentang peran AI dalam meningkatkan efisiensi pekerjaan manusia. Namun, banyak dari mereka merasa netral tentang potensi penggantian pekerjaan atau penciptaan pekerjaan baru oleh AI.

2. Penggantian Pekerjaan:

   - 100% responden setuju bahwa AI dapat mengambil alih pekerjaan yang berulang dan berbahaya, sehingga mengurangi risiko bagi manusia.
   - 40% responden merasa khawatir bahwa AI akan menciptakan ketidaksetaraan pekerjaan yang lebih besar di masyarakat.

Poin ini menggambarkan bahwa responden sepakat bahwa AI memiliki potensi untuk mengambil alih pekerjaan yang monoton atau berbahaya, yang seharusnya mengurangi risiko bagi manusia. Namun, ada juga sebagian responden yang khawatir bahwa AI dapat menciptakan ketidaksetaraan pekerjaan yang lebih besar.

3. Penggunaan AI dalam Bidang Kesehatan:
   - 60% responden merasa netral tentang penggunaan AI dalam bidang kesehatan.
   - 40% responden setuju bahwa penggunaan AI dalam bidang kesehatan dapat meningkatkan diagnosis dan perawatan medis.

Pandangan terhadap penggunaan AI dalam bidang kesehatan terbilang netral, meskipun sebagian responden setuju bahwa AI dapat meningkatkan diagnosis dan perawatan medis.

4. Peran Manusia dalam Pasar Tenaga Kerja:
   - 20% responden merasa bahwa manusia akan selalu memiliki peran penting dalam pasar tenaga kerja meskipun perkembangan AI.
   - 100% responden setuju bahwa regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk mengontrol penggunaan AI dalam pekerjaan manusia.

Poin ini mengindikasikan bahwa ada kepercayaan yang kuat bahwa regulasi yang ketat diperlukan untuk mengontrol penggunaan AI dalam pekerjaan manusia. Namun, sebagian kecil responden merasa pesimis tentang peran manusia di masa depan.

Analisis Data 

Dari data yang telah diberikan oleh responden, kita dapat melihat bahwa mayoritas dari mereka memiliki pandangan positif terhadap peran AI dalam meningkatkan efisiensi pekerjaan manusia. Namun, ada juga kekhawatiran tentang potensi penggantian pekerjaan manusia oleh AI. Hal ini dapat dijelaskan dengan berbagai faktor, termasuk tingkat pemahaman tentang AI, pengalaman kerja, dan konteks sosial ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun