Mohon tunggu...
Ocit Abdurrosyid Siddiq
Ocit Abdurrosyid Siddiq Mohon Tunggu... Warga Biasa

Penikmat kopi, penyuka film.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Rakyat Turut Menanggung Hajat Negara

26 Agustus 2025   09:29 Diperbarui: 26 Agustus 2025   10:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tahun ini, Kementerian Agama RI punya program. Namanya OMI. OMI kependekan dari Olimpiade Madrasah Indonesia. Program ini merupakan pengintegrasian dari Kompetisi Sains Madrasah atau KSM, dengan Madrasah Young Researcher Supercamp atau MYRES; dua program yang sudah lama berjalan. OMI diklaim sebagai inovasi di Kementerian Agama RI

Dikutip dari petunjuk teknisnya, OMI 2025 merupakan kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Dengan mengusung tema "Islam dan Teknologi Digital: Inovasi Sains untuk Generasi Indonesia Maju".

OMI menjadi wadah bagi murid madrasah untuk mengasah kemampuan sains, riset, dan nilai-nilai keislaman dalam suasana kompetisi yang sehat. Latar belakang OMI 2025 Menuju Indonesia Emas 2045, bonus demografi menjadi peluang besar bagi kemajuan bangsa.

Generasi muda, khususnya Gen-Z, diharapkan berperan aktif dalam membangun negara. OMI hadir sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa madrasah, menanamkan nilai kejujuran, kerja keras, integritas, dan kolaborasi, serta mengintegrasikan ilmu pengetahuan, nilai keislaman, dan kearifan lokal.

Tujuan umum OMI 2025 di antaranya meningkatkan kreativitas, inovasi, serta kemampuan berpikir kritis, menguatkan akhlak mulia dan wawasan kebangsaan, menguasai sains dan teknologi yang relevan.

Sementara tujuan khususnya adalah  menyediakan ruang kompetisi dan kolaborasi di bidang sains dan riset, memotivasi murid untuk berkembang secara intelektual, emosional, dan spiritual, serta menyiapkan duta bangsa yang mampu bersaing di tingkat internasional.

Masih dalam petunjuk teknis OMI, disebutkan bahwa bidang dan cabang lombanya meliputi sains untuk jenjang MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA dengan cabang matematika terintegrasi, IPA terintegrasi, IPS terintegrasi, fisika terintegrasi, kimia terintegrasi, ekonomi terintegrasi, geografi terintegrasi, dan biologi terintegrasi.

Bidang riset untuk jenjang MTs dan MA dengan tema "Integrasi Keislaman dan Keilmuan (Ekoteologi) Sustainable Development Goals (SDGs) Transformasi Digital untuk Pembangunan Nasional".

Sebagai penguatan atas pentingnya gelaran ini, pihak Kemenag RI menyampaikan beberapa pertimbangan sebagai dasar pemikiran. Menurut Kemenag RI, untuk mewujudkan bonus demografi yang tidak hanya secara kuantitatif, namun juga kualitatif menuju Indonesia Emas 2045 dibutuhkan berbagai upaya.

Bagian terpenting dari upaya tersebut adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendidikan. Generasi muda atau yang kita kenal dengan istilah Gen-Z, menjadi bonus demografi yang saat ini mempunyai potensi untuk mengambil peran sebagai aktor utama yang menunjang kemajuan dan pembangunan bangsa dalam waktu 5-10 tahun mendatang.

Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan strategi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satunya dapat dilakukan melalui upaya dalam menciptakan ruang kompetisi dan kolaborasi sebagai bentuk ikhtiar dalam mengembangkan potensi bakat dan minat, kecakapan dan keahlian yang dimiliki para murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun