Mohon tunggu...
Anissa Muthia S
Anissa Muthia S Mohon Tunggu... Lainnya - (a.k.a Nyssa Syira)

Just Ordinary Woman With Extra Ordinary Dream... Blog : http://nyssasyira.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seram o Seram

11 September 2013   22:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1378401969761055287

S.E.R.A.M... Membaca judul tersebut pasti yang terbayang adalah sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang gaib, yang pastinya membuat kita ketakutan. tapi untuk kali ini mungkin pengertian 'Seram' tersebut dapat disimpan terlebih dahulu karena yang ingin saya ceritakan disini adalah sesuatu yang menyenangkan, unforgetable moment, pengalaman perjalanan yang menegangkan (yaa.. seperti itulah) Judul 'Seram' di atas mengacu pada suatu pulau yang berada di kawasan kepulauan Maluku. Nama pulau tersebut memang Pulau Seram. kalau kata penduduk sekitar kemungkinan penamaan tersebut adalah karena dulunya (jaman dahulu kala) kepercayaan yang diakui di wilayah tersebut adalah kepercayaan Animisme, yaitu kepercayaan terhadap makhluk-makhluk gaib. Tapi itu dulu, kalau sekarang kepercayaan yang ada adalah Islam dan Kristen. lalu apa yang saya lakukan disana? pada tahun 2011 lalu, saya bersama rekan kerja saya (Dhani dan Enos) ditugaskan untuk berkunjung ke salah satu pulau yang menjadi bagian dari propinsi di Maluku Utara ini, yaitu Pulau Seram. Tujuan utama  saya ke daerah tersebut adalah untuk mengunjungi salah satu customer besar perusahaan dimana saya bekerja, yaitu CITIC Seram. Unforgetable Things : Ada beberapa hal yang membuat saya tidak akan lupa dengan perjalanan saya yang satu ini :

  • TRANSPORTASI

ketika akan mengunjungi wilayah ini kami dihadapkan pada 3 pilihan alat transportasi, yaitu memakai pesawat perintis, kapal atau dengan menempuh jalur darat.akhirnya pilihan kami jatuh pada mobil angkutan yang biasa mengankut dari Ambon ke Seram Timur (Bula). Perjalanan ditempuh dalam waktu 12 jam. bisa pembaca bayangkan bagaimana rasanya menempuh perjalanan selama 12 jam dengan hanya duduk di dalam mobil. apabila mobil pribadi kita bisa merubah-ubah posisi duduk, tapi karena ini adalah mobil angkutan yang tentunya tidak mungkin bisa sebebas mobil sendiri jadilah kami mati gaya selama perjalanan. duduk manis di posisi masing-masing, tidak bisa mengobrol bebas karena takut menganggu penumpang yang lain, sesekali menggeser-geser bokong karena pegal yang amat sangat. untungnya setidaknya dua kali supir mobil tersebut singgah di tempat pemberhentian sederhana, sekedar untuk meluruskan kaki dan menyeruput teh manis hangat.

  • KONDISI PERJALANAN

kondisi perjalanan sangat tidak bagus. jalan yang tidak selalu rata, pernah dihadapkan pada 'jalan buntu'. kenapa saya bilang jalan buntu? karena sebenarnya di depan kami itu memang jalannya tertutup oleh pohon yang tumbang. saya kira perjalanan kami berahir disitu, namun ternyata sang supir memiliki jalur lain sehingga perjalanan menuju Bula pun tetap berlangsung.

  • MASYARAKAT SEKITAR

saya kira penduduk kota Seram ini akan 11/12 dengan penduduk di kota Ambon pada umumnya, ternyata saya salah. kebanyakan penduduk di Kota Seram ini adalah orang Jawa. Penduduknya ramah dan bersahabat.

  • KULINER

Hummm, jika ingat perjalanan dulu yang pernah saya lakukan saya akan ingat dengan nikmatnya menyantap Daging Rusa. Kalau di Jakarta daging yang banyak di konsumsi adalah Daging Sapi/Kambing, maka disana adalah tempat menikmati Daging Rusa sepuasnya. setiap makanan yang seharusnya menggunakan Sapi/Kambing, diganti menjadi Daging Rusa : Sate Rusa, Sop Rusa, Soto Rusa dsb. Yummy!!

  • LAGU-LAGU AMBON

hal yang tidak dapat saya lupakan lagi adalah lagu berbahasa AMbon yang diputar berkali-kali untuk menemani selama perjalanan ke Seram. saya dan teman saya mengatakan itu sebagai pencucian otak, bagaimana tidak? kami tidak bisa mendengarkan musik-musik lain karena pasti belum tentu penumpang lain suka dengan lagu yang ada di playlist hanphone kami. alhasil kami hanya bisa menerima musik yang mengalun dengan bahasa yang tidak kamimengerti tersebut. namun anehnya, setelah perjalanan tersebut kami jadi terngiang-ngiang terus dengan lagu lokal tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun