Masihkah Identitas Sekolah ???
Tulisan ini sebenarnya jalan keluar dari kegalauan saya terhadap beberapa kebijakan dunia pendidikan yang telah menggeser nilai-nilai mendasar dari budaya sekolah sebagai warisan tempo dulu (mungkin boleh dibilang oleh leluhur).
Perubahan jalannya pendidikan setelah bencana covid terasa sangat mendasar. Penulis menggaris bawahi tulisan ini bukan bermaksud mengoreksi apa lagi menyalahkan kebijakan yang diambil oleh pemerintah lewat kementerian pendidikan.
Penulis mencoba menyandingkan hal terdahulu dengan kekinian pendidikan. Mungkin akan berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya.
1. Tentang logo sekolah.
Ditempat penulis logo kebesaran sekolah sudah tidak digunakan lagi. Itu sudah berdasarkan peraturan perundangan. Logo yang digunakan hanya 1 yaitu logo daerah.
Kebijakan ini sangat saya sayangkan, karena logo sekolah bukan sekedar gambar. Logo sekolah memiliki sarat makna sebagai identitas motivasi dari sekolah.
Penulis pernah tugas di satu sekolah yang logonya belum diketahui makna secara utuh, mulai dari simbul, warna dan utama makna, sehingga penulis membuat tim untuk mencari tokoh seniman, budayawan dan ahli untuk membantu.
2. Pakaian sekolah
Pakaian sekolah secara nasional, itu sudah pasti pemerintah punya kewenangan.
Yang disayangkan pakaian dengan ciri khas sekolah, mulai diabaikan, seperti di tempat saya pakaian batik dengan simbol tertentu. Pakaian juga menjadi identitas sekolah dan kebanggaan warga sekolah.
3. Visi, Misi Sekolah.
Ada kecendrungan membuat Visi, Misi sekolah adalah titipan. Semisal Visi semua harus berisi karakter.
Dalam tatanan bernegara dan berkehidupan, dulu selalu diingatkan agar Pancasila sila ke 1 itu menjadi yang utama. Sehingga makna beriman itu dilaksanakan walau sederhana.
Demikian nilai-nilai pokok sebagai identitas sekolah, karakteristik sekolah, kebanggaan sekolah mulai pudar.
