Mohon tunggu...
Nyi Ai Tita
Nyi Ai Tita Mohon Tunggu... Guru - Guru suasta

Berakit rakit ke hulu berenang renang ke tepian bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cling Menggugah

6 Maret 2021   06:23 Diperbarui: 6 Maret 2021   06:29 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nunggu Hujan Reda
Sekitar pukul 13.00 WIB hujan turun deras sekali.  Tiba-tiba cling suara handphone di tangan bunyi, ternyata setelah dilihat ada WA masuk dengan nomor tak dikenal. Kemudian saya buka, oooh ternyata WA dari salah satu orangtua peserta didik di sekolah tempat mengajar dan kebetulan itu bimbinganku juga nampaknya.  

isinya  dari WA tersebut yaitu saya dapat pembelajaran yang sangat menarik, dan menyentuh, juga bisa sebagai pemicu untuk terus berjuang dan berdoa.

Apa pembelajaran yang menarik tuk dijadikan sebagai introspek buatku dan buat para pendidik lainnya. Mungkin nampaknya tidak hanya itu tapi rumput yang bergoyang juga perlu ikut berpikir....he lagi memandang hujan teringat lagu Ebit yang popular di zamannya.

Pertama, mengenai pembelajaran lewat daring. Pembelajaran ini terkadang dilaksanakan lewat grup WA (WhatsApp Web). WA ini salah satu media yang termudah dan hampir seratus persen semua bisa menggunakannya.

Kita bisa komunikasi di grup tersebut. Namun saya tersadarkan diri dengan pemikiran, "Apakah sebenarnya anak-anak atau peserta didik di jam pembelajaran tersebut ada semua atau berapa jumlahnya, dan bagaimana kondisinya?"

Wallahu a'lam bish-shawabi, saya hanya bisa berusaha berprasangka baik  atau husnudzan, pasti mereka ada ikut pembelajaran dengan sungguh -sungguh. Tapi perasaan seorang pendidik ada tanda kutifnya mengenai terhadap kondisi tersebut.

Dari curhatan orangtua lewat seluler ini saya sangat kaget, ketika orangtua bertanya, "Bu guru maaf bertanya,   tidak ada pembelajaran yah, langsung ulangan?"

Saya sangat kaget, padahal setiap minggu pembelajaran dilaksanakan. Dalam hatiku bergumam, "Lho kemana aja kemarin tidak ikut pembelajaran dan dilihat di absen benar peserta didik ini tidak ikut beberapakali pembelajaaran lewat daring."  

"Maaf Bun, dengan siapa?" Saya coba menanyakan dulu identitasya.


"Bundanya Putriantika, Bu Guru..."
"Ooh Bunda, ...!"


"Maaf Bunda, setiap jadwal pembelajaran selalu ada, dan saya share video pembelajaran yang menarik buat anak-anak...!"


"Masalahnya bukan itu Bu Guru, ...!"


Saya sebagai guru terdiam dan berusaha terus menyimak tulisan di WA. Dapat diambil sebuah kesimpulan. Intinya orangtua tersebut memohon bantuan untuk putrinya bisa belajar sama bu guru di sekolah dengan alasan saaaangat banyak.

Untuk sementara saya beri penjelasan, "Bunda mohon maaf sekali saya sebagai guru ingin sekali dan sudah tak tahan ingin bertemu anak-anak tapi kondisi yang belum bisa menemukan kami."

Maaf Bu Guru, "Video juga boleh tapi ingin video ibu langsung...!"


"Yaa Allah Ya Allah...!"  hatiku bergumam.  


"Maaf Bun, sengaja Bu Tita  pilihkan video yang lebih bagus." Saya tak kalah menjawab. Maksudnya vidioku kurang bagus...maklum video Mak Emak...he.

"Bukan bagus dan kurang bagusnya Bu Guru, maaf nampaknya gurunya langsung akan beda diterima sama anaknya maksudnya anakku...!"

Astaghfirullah, apa yang dikatakan oleh Bunda peserta didik tadi tidak salah dan emang benar biasanya anak akan nurut sama gurunya langsung tak bisa diwakilkan oleh guru yang lain. Berarti menanggapi hal ini saya harus siap buat video sendiri walau bagaimana hasilnya. Yang penting saya gurunya bukan yang lain pada saat ini.

Saya harus memperbaiki managemen mengajarku, walau itu ada kerjasamanya dengan guru lain. "Yuuu kita perbaiki sebelum terlambat...!" Nampaknya orangtua dan peserta didik ingin yang mengajar itu gurunya langsung.

Disinilah bapak ibu guru berusaha memberikan pembelajaran semenarik mungkin lewat video. Semoga pembelajaran melalui video yang menarik tersebut bisa sebagai pengganti pembelajaran di sekolah.

Nampaknya ibu muda tersebut, tetap bersikeras dengan memberikan alasan atau argument yang nampaknya benar sesuai dengan pakta.

Putrinya sudah bilang, "Bosan Bun lihat video pembelajaran terus...!" Bundanya sambil berusaha keras membujuk putrinya. "Ini vidionya bagus, lucu, dan menarik Nak...!" sang putri menjawab, "Pokoknya aku tidak mau bosan...!"  Dan lucunya itu dari ucapan putrinya, "Bu gurunya di mana-mana wajahnya itu-itu juga...pengen wajah bu gurunya saja!" he he ...cerdas itu anak.

Tersontak saya, ketika mendengarkan ucapan orangtua yang menirukan ucapan anaknya, "Videonya di mana-mana itu-itu saja bu gurunya!"

Ucapan anak yang polos usia SD kelas 2. Itu adalah salah satu ungkapan yang jujur atas kebosanan dalam belajar pembelajaran lewat daring dengan menonton video.

Ucapan atas kejujuran anak tersebut bisa mewakili bagaimana perasaan anak-anak yang lainnya dalam belajar lewat daring.

Nampaknya pembelajaran harus segera dilaksakan lewat offline. Karena bagaimana bagusnya hasil dari media tak bisa tergantikan dengan pembelajaran interaksi langsung di kelas atau di sekolah.

Pembelajaran lewat video bisa dilaksanakan tapi sifatnya sewaktu-waktu. Kalau secara terus menerus pasti kejenuhan akan melanda. Kalau kejenuhan sudah melanda mungkin apa yang akan terjadi pada generasi yang akan datang.

Vidio pembelajaran bisa dilakukan yang sifatnya sewaktu-waktu untuk menghilangkan rasa kebosanan juga. Mungkin kita lupa, dengan melakukan pembelajaran terus menerus lewat video durasinya paling lama 10 menit, ternyata video banyak iklannya juga.

Benarkah demikian?

Ibu Bapak coba perhatikan, ketika anak berada di depan layar, sebelum pada pokok permasalahan. Anak-anak menyaksikan dulu alur layar, motif atau asesoris video, selain itu juga musik dan lain sebagainya. Anak sudah dituntun cape duluan memperhatikan video tersebut. Mulai mata , hati, otak terpusat pada video, hal itu membuat lelah anak-anak, belum kemateri udah lelah.

Mungkin anak-anak ketika ditanya sama guru, "Bagaimana vidionya menari anak-anak?" pasti anak-anak akan menjawab, "Menarik bu guru atau pak guru...!"  

Kita tidak sadar dan nampaknya tidak mengambil hikmah bagaimana sesungguhnya kondisi anak-anak tersebut. Hal ini nampaknya sangat perlu diadakan penelitian minimal komunikasi dua arah dengan anak-anak  belajar yang sesungguhnya lewat video.

Satu hal yang terkadang dan mungkin sering terlupakan oleh saya khususnya. Bahwa ketika pembelajaran daring anak-anak jarang sekali diajak untuk menggerakkan dulu tubuhnya atau diadakan ice breaking. Apalagi pembelajaran untuk anak-anak usia SD itu adalah usia banyak gerak. Oleh karena itu harus dilakukan berupa ajakan gerak kecil-kecilan sebelum KBM dimulai.

Kemajuan IT sangat bagus tapi ada juga kelemahannya. Kalau terus-terusan anak memperhatikan media pembelajaran lewat video kasian dengan kesehatannya. Mungkin sekarang belum kerasa, tapi dikemudian hari baru akan terasa. Sebelum terlambat kita harus berusaha mengatasi permasalahan tersebut.

Akhirnya dengan harus bijak kita sebagai pengelola pendidikan dan sebagai pendidik bisa mengayomi keinginan peserta didik untuk belajar di sekolah dengan Pak Guru atau Bu Guru. Tentunya hal ini dapat dilaksanakan dengan ekstra ketat menjalankan protocol kesehatan.

Apakah cukup itu, nampaknya belum. Walau  sekolah menyediakan protocol kesehatan yang ketat tapi yang pokok dilupakan maka akan terserang juga oleh wabah yang masih melanda.

Apa yang itu?
Yang satu itu yaitu daya imunitas tubuh yang kuat. Dengan daya imunitas tubuh yang kuat bisa menangkal wabah yang menyerang. Bahkan wabah menyerang badan yang daya tahan imunnya kuat justru wabahnya itu yang akan mati.

Kondisi wabah merajalela berarti protocol kesehatan yang ketat dan superketat juga harus balans demgan daya imun tubuh yang kuat.

Insya Allah dengan cara yang demikian, disaat seperti ini akan bisa menjawab untuk kembali melaksanaakn Kegiatan Belajar Mengajar secara offline di sekolah.  

Setelah berusaha sekuat tenaga diiringi doa yang kuat hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Itulah kata Allah dalam Al Quran yang namanya tawakal.

Artinya : "Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
               Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (QS. QS.
               Ali Imran ayat 159).

Artinya : "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya saya kabulkan untukmu." (QS. Al-Mukmin ayat
                60).

Segala upaya yang kita lakukan semoga disegerakan, bumi ini damai atas izin dan kuasa-Nya. Manusia bisa berusaha dan berdoa, Allahlah yang menentukan. Buah yang ditanam sesuai aturan insya Allah akan menghasilkan buah yang manis dan lezat.  Aamiin.

Nunggu Hujan Reda

Sekitar pukul 13.00 WIB hujan turun deras sekali.  Tiba-tiba cling suara handphone di tangan bunyi, ternyata setelah dilihat ada WA masuk dengan no tak dikenal. Kemudian saya buka, oooh ternyata WA dari salah satu orangtua peserta didik di sekolah tempat mengajar dan kebetulan itu bimbinganku juga nampaknya.  

isinya  dari WA tersebut yaitu saya dapat pembelajaran yang sangat menarik, dan menyentuh, juga bisa sebagai pemicu untuk terus berjuang dan berdoa. 

Apa pembelajaran yang menarik tuk dijadikan sebagai introspek buatku dan buat para pendidik lainnya. Mungkin nampaknya tidak hanya itu tapi rumput yang bergoyang juga perlu ikut berpikir....he lagi memandang hujan teringat lagu Ebit yang popular di zamannya. 

Pertama, mengenai pembelajaran lewat daring. Pembelajaran ini terkadang dilaksanakan lewat grup WA (WhatsApp Web). WA ini salah satu media yang termudah dan hampir seratus persen semua bisa menggunakannya. 

Kita bisa komunikasi di grup tersebut. Namun saya tersadarkan diri dengan pemikiran, "Apakah sebenarnya anak-anak atau peserta didik di jam pembelajaran tersebut ada semua atau berapa jumlahnya, dan bagaimana kondisinya?"

Wallahu alam bish-shawabi, saya hanya bisa berusaha berprasangka baik  atau husnudzan, pasti mereka ada ikut pembelajaran dengan sungguh -sungguh. Tapi perasaan seorang pendidik ada tanda kutifnya merngenai terhadap kondisi tersebut.

Dari curhatan orangtua lewat seluler ini saya sangat kaget, ketika orangtua bertanya, "Bu guru maaf bertanya,   tidak ada pembelajaran yah, langsung ulangan?"

Saya sangat kaget, padahal setiap minggu pembelajaran dilaksanakan. Dalam hatiku bergumam, "Lho kemana aja kemarin tidak ikut pembelajaran dan dilihat di absen benar peserta didik ini tidak ikut beberapakali pembelajaaran lewat daring."  

"Maaf Bun, dengan siapa?" Saya coba menanyakan dulu identitasya. 

"Bundanya Putriantika, Bu Guru..." 

"Ooh Bunda, ...!" 

"Maaf Bunda, setiap jadwal pembelajaran selalu ada, dan saya share video pembelajaran yang menarik buat anak-anak...!" 

"Masalahnya bukan itu Bu Guru, ...!"

Saya sebagai guru terdiam dan berusaha terus menyimak tulisan di WA. Dapat diambil sebuah kesimpulan. Intinya orangtua tersebut memohon bantuan untuk putrinya bisa belajar sama bu guru di sekolah dengan alasan saaaangat banyak. 

Untuk sementara saya beri penjelasan, "Bunda mohon maaf sekali saya sebagai guru ingin sekali dan sudah tak tahan ingin bertemu anak-anak tapi kondisi yang belum bisa menemukan kami." 

Maaf Bu Guru, "Video juga boleh tapi ingin video ibu langsung...!" 

"Yaa Allah Ya Allah...!"  hatiku bergumam.  

"Maaf Bun, sengaja Bu Tita  pilihkan video yang lebih bagus." Saya tak kalah menjawab. Maksudnya vidioku kurang bagus...maklum video Mak Emak...he.

"Bukan bagus dan kurang bagusnya Bu Guru, maaf nampaknya gurunya langsung akan beda diterima sama anaknya maksudnya anakku...!"

Astaghfirullah, apa yang dikatakan oleh Bunda peserta didik tadi tidak salah dan emang benar biasanya anak akan nurut sama gurunya langsung tak bisa diwakilkan oleh guru yang lain. Berarti menanggapi hal ini saya harus siap buat video sendiri walau bagaimana hasilnya. Yang penting saya gurunya bukan yang lain pada saat ini. 

Saya harus memperbaiki managemen mengajarkanku walau itu ada kerjasamanya dengan guru lain. "Yuuu kita perbaiki sebelum terlambat...!" Nampaknya orangtua dan peserta didik ingin yang mengajar itu gurunya langsung.

Disinilah bapak ibu guru berusaha memberikan pembelajaran semenarik mungkin lewat video. Semoga pembelajaran melalui video yang menarik tersebut bisa sebagai pengganti pembelajaran di sekolah.

Nampaknya ibu muda tersebut, tetap bersikeras dengan memberikan alasan atau argument yang nampaknya benar sesuai dengan pakta. 

Putrinya sudah bilang, "Bosan Bun lihat video pembelajaran terus...!" Bundanya sambil berusaha keras membujuk putrinya. "Ini vidionya bagus lucu dan menarik Nak...!" sang putri menjawab, "Pokoknya aku tidak mau bosan...!"  Dan lucunya itu dari ucapan putrinya, "Bu gurunya di mana-mana wajahnya itu-itu juga...pengen wajah bu gurunya saja!" he he ...cerdas itu anak.

Tersontak saya, ketika mendengarkan ucapan orangtua yang menirukan ucapan anaknya, "Videonya di mana-mana itu-itu saja bu gurunya!" 

Ucapan anak yang polos usia SD kelas 2. Itu adalah salah satu ungkapan yang jujur atas kebosanan dalam belajar pembelajaran lewat daring dengan menonton video.

Ucapan atas kejujuran anak tersebut bisa mewakili bagaimana perasaan anak-anak yang lainnya dalam belajar lewat daring. 

Nampaknya pembelajaran harus segera dilaksakan lewat offline. Karena bagaimana bagusnya hasil dari media tak bisa tergantikan dengan pembelajaran interaksi langsung di kelas atau di sekolah. 

Pembelajaran lewat video bisa dilaksanakan tapi sifatnya sewaktu-waktu. Kalau secara terus menerus pasti kejenuhan akan melanda. Kalau kejenuhan sudah melanda mungkin apa yang akan terjadi pada generasi yang akan datang. 

Vidio pembelajaran bisa dilakukan yang sifatnya sewaktu-waktu untuk menghilangkan rasa kebosanan juga. Mungkin kita lupa, dengan melakukan pembelajaran terus menerus lewat video durasinya paling lama 10 menit, ternyata video banyak iklannya juga.

Benarkah demikian? 

Ibu Bapak coba perhatikan, ketika anak berada di depan layar, sebelum pada pokok permasalahan. Anak-anak menyaksikan dulu alur layar, motif atau asesoris video, selain itu juga musik dan lain sebagainya. Anak sudah dituntun cape duluan memperhatikan video tersebut. Mulai mata , hati, otak terpusat pada video, hal itu membuat lelah anak-anak, belum kemateri udah lelah. 

Mungkin anak-anak ketika ditanya sama guru, "Bagaimana vidionya, menarik anak-anak?" pasti anak-anak akan menjawab, "Menarik bu guru atau pak guru...!"  

Kita tidak sadar dan nampaknya tidak mengambil hikmah bagaimana sesungguhnya kondisi anak-anak tersebut. Hal ini nampaknya sangat perlu diadakan penelitian minimal komunikasi dua arah dengan anak-anak  belajar yang sesungguhnya lewat video.

Satu hal yang terkadang dan mungkin sering terlupakan oleh saya khususnya. Bahwa ketika pembelajaran daring anak-anak jarang sekali diajak untuk menggerakkan dulu tubuhnya atau diadakan ice breaking. Apalagi pembelajaran untuk anak-anak usia SD itu adalah usia banyak gerak. Oleh karena itu harus dilakukan berupa ajakan gerak kecil-kecilan sebelum KBM dimulai.

Kemajuan IT sangat bagus tapi ada juga kelemahannya. Kalau terus-terusan anak memperhatikan media pembelajaran lewat video kasian dengan kesehatannya. Mungkin sekarang belum kerasa, tapi dikemudian hari baru akan terasa. Sebelum terlambat kita harus berusaha mengatasi permasalahan tersebut. 

Akhirnya dengan harus bijak kita sebagai pengelola pendidikan dan sebagai pendidik bisa mengayomi keinginan peserta didik untuk belajar di sekolah dengan Pak Guru atau Bu Guru. Tentunya hal ini dapat dilaksanakan dengan ekstra ketat menjalankan protocol kesehatan.

Apakah cukup itu, nampaknya belum. Walau  sekolah menyediakan protocol kesehatan yang ketat tapi yang pokok dilupakan maka akan terserang juga oleh wabah yang masih melanda. 

Apa yang itu?

Yang satu itu yaitu daya imunitas tubuh yang kuat. Dengan daya imunitas tubuh yang kuat bisa menangkal wabah yang menyerang. Bahkan wabah menyerang badan yang daya tahan imunnya kuat justru wabahnya itu yang akan mati. 

Kondisi wabah merajalela berarti protocol kesehatan yang ketat dan superketat juga harus balans demgan daya imun tubuh yang kuat. 

Insya Allah dengan cara yang demikian, disaat seperti ini akan bisa menjawab untuk kembali melaksanaakn Kegiatan Belajar Mengajar secara offline di sekolah.  

Setelah berusaha sekuat tenaga diiringi doa yang kuat hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Itulah kata Allah dalam Al Quran yang namanya tawakal. 

Artinya : "Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. 

               Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (QS. QS. 

               Ali Imran ayat 159).

Artinya : "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya saya kabulkan untukmu." (QS. Al-Mukmin ayat 

                60). 

Segala upaya yang kita lakukan semoga disegerakan, bumi ini damai atas izin dan kuasa-Nya. Manusia bisa berusaha dan berdoa, Allahlah yang menentukan. Buah yang ditanam sesuai aturan insya Allah akan menghasilkan buah yang manis dan lezat.  Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun