Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ancaman Kanker Serviks terhadap Kesehatan Perempuan Indonesia

17 April 2021   13:45 Diperbarui: 18 April 2021   20:03 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara mengenai kesehatan perempuan kenyataannya memang masih banyak catatan penting yang menjadi PR bagi pemerintah dan juga kaum hawa itu sendiri. Salah satunya yang sangat menyita perhatian adalah masalah kanker serviks.

Kanker serviks menempati urutan kedua dari 10 jenis kanker terbanyak pada wanita Indonesia. Berdasarkan data dari KemKes per 31 januari 2019 , angka kejadian kankers serviks 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk, itu artinya lebih dari 50% penderita kanker serviks di Indonesia mengalami kematian. 

Pada dasarnya kanker serviks dapat dicegah dan  diobati, namun minimnya informasi dan pemahaman mengenai kanker ini menjadikan masyarakat kurang tanggap terhadap deteksi dini kanker serviks.

Kanker serviks disebabkan oleh HPV ( Human Papiloma Virus ) , lebih spesifiknya HPV tipe high risk yaitu 16 dan 18. Pada stadium awal biasanya kanker serviks belum menunjukkan gejala khusus, oleh sebab itu seringkali terdeteksi pada stadium lanjut. Namun ada beberapa cara untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu : 

1. Pemeriksaan Papsmear

    Papsmear adalah suatu cara pemeriksaan sekret leher rahim dengan teknik sitologi yang mulai diperkenalkan oleh dr. G. Papanicalou dan dr. A. Babel sejak  tahun 1982.  Teknik sitologi ini berfungsi melihat perubahan sel-sel di permukaan mulut rahim ( serviks ), dan mendeteksi adanya lesi pra kanker serviks. 

Dengan pemeriksaan papsmear yang rutin dan teratur , maka kanker serviks dapat diketahui sejak dini bahkan sebelum lesi pra kanker itu berubah menjadi sel-sel kanker stadium lanjut. Namun banyak sekali perempuan yang menganggap pemeriksaan ini tidak begitu penting, ditambah lagi teknik pemeriksaanya yang langsung pada organ intim seorang perempuan seringkali membuat mereka enggan melakukannya. Padahal hanya butuh waktu beberapa menit untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan papsmear ?

Menurut rekomendasi The American College of obstetricians and gynecologist berikut ini waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan papsmear

  • Setiap 6-12 bulan sekali untuk seorang wanita yang telah menikah atau yang belum menikah tapi aktivitas seksualnya tinggi.
  • Kurang dari 21 tahun dan telah memiliki aktivitas seksual aktif dianjurkan 3 tahun sekali.
  • 21-29 tahun dianjurkan 3 tahun sekali.
  • 30-65 tahun dianjurkan 3-5 tahun sekali jika hasil papsmear pertama dan tes HPV negatif.
  • Untuk wanita yang berusia diatas 65 tahun tidak dianjurkan melakukan papsmear

Pemeriksaan papsmear ini sebaiknya dilakukan pada saat 1-2 minggu setelah periode menstruasi selesai, atau 5 hari sebelum menstruasi. Karena adanya darah menstruasi dapat mengganggu hasil tes papsmear tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun