Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Momen yang Kami Rindukan di Malam Ramadhan

16 April 2021   09:39 Diperbarui: 16 April 2021   09:47 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini menjelang isya, seperti biasa kulangkahkan kaki menuju masjid yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari rumah. Ketika langkah kaki mulai menapak disepanjang lorong kutarik nafas sembari sepintas memandang langit yang begitu tenang malam ini. Kupandangi anak-anak yang bersenda gurau di sepanjang jalan, sekilas mengingatkanku pada saat diriku se usia mereka. 

Beberapa tahun lalu, saat itu momen sholat tarawih adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu sejak sebelum ramadhan. Biasanya menjelang isya, saya beserta keluarga besar ( nenek, orangtua dan saudara ) pergi ke mesjid bersama-sama dibarengi dengan para tetangga yang juga ingin sholat tarawih ke mesjid. Di sepanjang jalan , ada saja bahan candaan kami dan juga tetangga yang membuat kami tak terasa sudah sampai di pintu mesjid.  Dan yang membuat momen tarawih ini tak terlupakan, karena ada saja kejadian lucu di sepanjang melaksanakan sholat tarawih bersama mereka.

Pada saat sholat, biasanya shaf depan yang mengisinya para orang tua terutama lansia. Kita bisa memaklumi kalau nenek-nenek kita ini sudah tak biasa lagi untuk begadang, bangun untuk sahur pun dipenuhi rasa ngantuk yang luar biasa. Oleh sebab itu seringkali di saat sholat tarawih mereka mengantuk. Suatu ketika tiba-tiba seorang nenek yang berdiri di sebelah saya hampir jatuh karena menahan rasa ngantuknya, saya pun kaget dan hampir saja tertawa. Bukan bermaksud untuk tidak menghormati para orang tua, tapi kejadian ini seringkali terjadi di sepanjang ramadhan. Jadi kami para remaja yang berada di shaf belakang bahkan sampai taruhan kira-kira malam ini siapa yang bakalan hampir jatuh karena mengantuk, alhasil rasa ngantuk kami pun sirna karena kejadian yang lucu ini. Tapi bukan berarti kami tidak menghormati para orangtua tersebut dengan bermain taruhan, anggap saja hanya sekedar intermezzo di sela-sela sholat tarawih.

Bukan hanya itu, ada juga nenek yang ketiduran pada saat sujud sholat tarawih. Kami biasa memanggil nenek ini dengan sebutan Wakcik, awalnya kami bingung kenapa beliau belum selesai sujud padahal jemaah lain sudah salam kanan kiri, , kami menjadi khawatir kalau terjadi apa-apa dengan nenek satu ini. Tapi begitu saya tepuk pundak beliau, eh ternyata beliau kaget dan membuka matanya yang terlihat merah menahan ngantuk sembari berkata " sholatnya sudah selesai ya ". Saya dan teman-teman tersenyum simpul menahan geli, ternyata wakcik tertidur pada saat sujud rakaat terakhir . 

Namun dibalik kejadian yang mengundang tawa ini kami begitu kagum dengan para orang tua  yang begitu bersemangat melaksanakan sholat tarawih meskipun dalam kondisi menahan rasa ngantuk. Semangat mereka ini terkadang membuat kami berpikir, mereka saja bisa melaksanakan sholat tarawih sampai dengan akhir ramadhan lalu kenapa kami para remaja tidak bisa demikian, harusnya kami lebih banyak beribadah lebih dari mereka karena kondisi jasmani masih fresh tidak seperti para lansia tersebut.

Namun di ramadhan beberapa tahun ini, hal ini sudah tidak saya temukan lagi karena banyak di antara mereka sudah tidak berada didunia ini lagi. Seringkali ketika ramadhan tiba dan saat menjelang sholat tarawih kupandangi suasana di sekelilingku, ah...ternyata saya sangat merindukan saat-saat sholat tarawih berjamaah dengan mereka. Mereka yang tiada lelah menjalankan perintah Allah dalam kondisi apapun juga. Mereka yang telah menunjukkan kepada kami para generasinya bahwa sholat adalah yang utama.

www. bp.blogspot.com
www. bp.blogspot.com

Mereka juga yang sering mengingatkan ketika 10 malam terakhir ramadhan, harus lebih intens beribadah. Harus lebih banyak tadarus Al-qur'an, harus lebih kencang sholat sunnahnya terutama sholat tahajud dan harus lebih banyak bermuhasabah diri karena pada saat-saat itu adalah malam menjelang lailatul qodar hadir.

"malem ni mulai malem selikur, jangan banyak tiduk. Harus banyak ngaji, sholat samo zikir. kareno kito dak tau kapan hadirnyo lailatul qodar "

begitulah ungkapan dalam bahasa palembang yang biasa mereka katakan pada kami. Dan ini bukan sekedar ucapan karena mereka pun mengamalkannya tanpa letih.

Meskipun mereka sudah tidak bersama kami lagi tapi semangat yang pernah mereka tunjukkan kepada kami masih berkobar hingga saat ini. Kami pun selalu berusaha semaksimal mungkin mengingat dan mematuhi pesan-pesan mereka. Inilah kehidupan, ada yang datang dan ada yang pergi. Mereka memang sudah tidak bersama kami lagi  namun kami sebagai generasi penerusnya berkewajiban meneruskan semangat yang telah mereka tanamkan dan mengamalkan berbagai amanah yang telah mereka tinggalkan.

Mungkin setiap ramadhan kami akan merindukan mereka , namun ditiap ramadhan pun kerinduan itu akan terobati dengan suasana ramadhan saat ini yang telah menghadirkan anak-anak dan cucu-cucu mereka sebagai generasi yang akan melanjutkan semangat mereka untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Dan alhamdulillah, meskipun masih dalam masa pandemi pada tahun ini pemerintah telah mengizinkan masyarakat untuk sholat di mesjid , jadi momen sholat tarawih berjamaah pun dapat kami nikmati bersama kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun