Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Masuk 10 Besar Penghasil Sampah Plastik ke Laut!

21 Februari 2015   01:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:48 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1424431685472636505

Saya suka kesal dengan orang seenak hatinya tanpa bersalah membuang sampah bukan pada tempatnya. Mereka pikir ini tempat hanya dinikmati olehnya? Mereka pikir planet yang layak huni seperti bumi itu ada banyak? Mereka pikir orang yang membersihkan sampah itu tidak capek membuang sampah kita yang setiap hari jumlahnya semakin banyak? Plung... plung ke sungai, plung... plung ke got, plung, plung sembarangan. Tanpa ada rasa bersalah langsung dibuang ke tempat yang tidak seharusnya. Ada juga yang main bakar aja sampahnya tanpa memikirkan bagaimana dampaknya. Apakah mereka tahu sampah apa saja yang mereka bakar? Apakah ada sampah B3? Atau partikel-partikel polusi seperti CO yang dihasilkan akan terhirup oleh anak, saudara, tetangga, dan orang-orang di sekitar kita? Tentunya akan berdampak terhadap kesehatan kita.

Ini bukan masalah serius lagi, super serius, yus, yus... Melihat kembali artikel yang saya tulis tahun lalu tentang bagaimana sampah plastik kini sudah mencemari samudera dan sudah berukuran mikro yang dapat dimakan oleh ikan-ikan di sana (Buang Sampah Plastik Sembarangan = Makan Sampah Sendiri) karena ikan itu pikir itu adalah plankton atau ikan-ikan kecil yang berenang di laut. Tak hanya ikan, burung yang makan ikan di laut dan biota laut lainnya pun mendapatkan pengaruh langsung dari sampah plastik yang kita buang sembarangan. Pernah membayangkan bagaimana plastik-plastik yang kita buang itu suatu saat akan masuk ke dalam mulut kita lalu ke lambung dan masuk ke setiap sel-sel tubuh dalam bentuk ikan laut bakar yang super lezat? Lalu ternyata plastik tersebut terakumulasi dalam tubuh kita dan pastinya akan berbahaya kesehatan tubuh.

Dalam artikel yang dirilis oleh National Geographic 12 Februari lalu, Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara yang berkontribusi dalam sampah plastik di laut. Jika di lihat gambar di bawah, Indonesia memiliki lingkaran terbesar ke dua setelah Tiongkok dengan akumulasi 5 juta ton di tahun 2010. Dan lima dari sepuluh negara penyumbang sampah terbanyak adalah negara di Asia Tenggara. Hal ini tentunya sudah menjadi masalah global dan pemerintah Indonesia harus serius juga menangani masalah yang bukan menjadi prioritas dan tak pernah terselesaikan. Pikirlah sesuatu rencana atau kebijakan tentang managemen sampah yang jumlahnya bertumbuh secara eksponensial. Atau mari kita mulai dari masing-masing individu dari hal-hal kecil, misalnya dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

[caption id="attachment_369864" align="aligncenter" width="585" caption="Grafik menunjukan jumlah sampah plastik yang mengalir ke laut per tahun. Tapi tidak menunjukan jumlah sampah yang diproduksi per kapita. Bangladesh urutan ke 10 akumulasi per tahun tapi urutan ke187 per kapita. Denmark urutan 143 tapi urutan ke 19 per kapita (NG STAFF; J. L. WANG. SOURCE: SCIENCE)"][/caption]

Kalau dunia tidak dapat mengumpulkan dan mengatur sampah maka jumlah sampah di laut dekade mendatang akan menjadi 10 kali lipatnya (5,2 triliun potong sampah). Mungkin jumlah penduduk Indonesia banyak dan berpengaruh terhadap jumlah sampah. Tapi lihatlah Amerika yang memiliki jumlah penduduk tiga kali lipat dari Indonesia tapi berada di urutan ke 20 producer sampah plastik ke laut. Negara maju memang sudah memiliki managemen sampah yang lebih baik dari negara berkembang. Kita mau menjadi negara maju toh? Dan bukannya tidak mungkin kita bisa menurunkan produksi sampah plastik kita.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun