Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alunan Musik dan Dialog Film Wage, Dukung Drama Noir 2017

29 Oktober 2017   03:48 Diperbarui: 29 Oktober 2017   03:53 3224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Undangan yang saya terima

"WAGE bukan sekadar biopik melainkan drama noir, cerita perburuan buronan denagn polisi, dan penjahatnya justru WAGE. Banyak hal dalam kehidupannya belum diketahui masyarakat, termasuk sebagai jurnalis dan novelis,' sebut John yang sebagai kolektor , berhasil memiliki sebuah buku langka bertajuk Perawan Desa karya Wage

Undangan yang saya terima
Undangan yang saya terima
Undangan Press Screening untuk KOPI

Akhirnya Undangan Press Screening pun tiba,  tergabung dalam KOPI, saya dan teman-teman turut terundang untuk kembali meliput Film Wage.

Saat hadir di lantai dasar Gd. Jakarta Theater. Para tamu undangan, disuguhi properti untuk berfoto dan dapat berimajinasi menjadi Sutradara, perekam hingga bergaya di layar tv yang memuat pemutaran trailer Film Wage. Para tamu undangan banyak yang tertegun. Ada yang dengan semangat langsung berfoto dan memuatnya dalam akun media sosialnya, namun adapula yang terdiam mengamati dan baru setelah dipersilahkan oleh penjaganya, baru memberanikan diri berfoto 

Ibu Fatmawati Sukarnoputri-dokumen pribadi
Ibu Fatmawati Sukarnoputri-dokumen pribadi
Bersama teman-teman KOPI-dokumentasi pribadi
Bersama teman-teman KOPI-dokumentasi pribadi
Pemutaran FILM Wage

Acara dimulai tepat waktu, jam 12.30 WIB, para tamu undangan diminta masuk ke dalam teater , kemudian dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza. Gelappun , saat lampu dimatikan dan layarpun muncul Film Wage.

Sayapun langsung dibawa ke tahun 1928 , dengan sinematografi, dialog film  dan lagu-lagu yang digubah oleh M.Subchi Azal Tsani, produser eksekutif sekaligus komposer musik Film Wage. Melodinya sangat menyentuh hati dan bagi saya , terasa pas menemani adegan demi adegan dalam Film Wage.

Film Wage seolah pas menjadi tontonan untuk usia remaja dan telah memahami sedikit sejarah mengenai Wage. Alur cerita bergerak padat dan melompat adegan demi adegan, yang mungkin hanya dapat difahami oleh orang yang telah mengetahui sedikit mengenai Wage. Apabila belum mengetahui , sama sekali, akan terasa alur cerita agak membingungkan.

Saya sendiri termasuk penggemar film ala drama kelam , seperti Les Miserables, sehingga sangat menikmati adegan demi adegan. Namun beberapa penonton, mulai mengeluh lelah menonton dan anak-anak mulai memainkan hp nya, beberapa penonton ada yang meninggalkan kursinya. Durasi film 127 menit, mungkin juga menjadi penyebabnya . 

Setelah selesai pemutaran Film Wage, para tamu undangan, diminta hadir ke ruangan untuk santap bersama dan tanya jawab Film Wage

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun