Menyelami Kehidupan Adat Kasepuhan Cisungsang, Warisan Leluhur yang Masih Bertahan
Di tengah derasnya arus modernisasi yang perlahan mengubah wajah pedesaan, Kasepuhan Cisungsang di Kabupaten Lebak, Banten, tetap berdiri teguh dengan keunikannya. Komunitas adat ini menjadi salah satu benteng terakhir yang mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dan warisan budaya leluhur yang nyaris tak tersentuh zaman.
Kasepuhan Cisungsang adalah salah satu bagian dari masyarakat adat Sunda yang hidup berdampingan dengan alam dan memegang teguh adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat di sini hidup dengan sederhana namun penuh makna, menjunjung tinggi keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Filosofi Hidup: Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan
Bagi masyarakat Kasepuhan Cisungsang, alam bukan sekadar tempat tinggal, tetapi bagian dari kehidupan yang harus dijaga. Mereka meyakini bahwa manusia tidak boleh serakah terhadap alam. Prinsip "Ngajaga Lembur" atau menjaga kampung dan lingkungan adalah fondasi utama yang mereka pegang teguh.
Sistem pertanian yang mereka terapkan masih sangat tradisional, tanpa menggunakan pupuk kimia atau alat berat. Mereka menanam padi huma dengan penuh kesabaran, mengikuti siklus alam, dan hanya memanen secukupnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Filosofi ini menjadi pengingat bahwa kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan.
Seren Taun: Upacara Syukur yang Sarat Makna
Salah satu momen paling sakral bagi masyarakat Kasepuhan Cisungsang adalah Upacara Seren Taun, sebuah tradisi tahunan yang menjadi ungkapan syukur atas hasil panen. Seren Taun bukan hanya tentang ritual adat, tetapi juga tentang mempererat ikatan sosial, menjaga solidaritas antarwarga, dan mempersembahkan hasil bumi kepada Sang Pencipta.
Seren Taun di Cisungsang menjadi ajang berkumpulnya masyarakat dari berbagai penjuru. Mereka bersama-sama membawa hasil pertanian ke lumbung padi tradisional, diiringi dengan kesenian lokal seperti pencak silat, angklung, dan tarian tradisional yang menggambarkan suka cita dan rasa syukur.Â
Upacara ini juga menjadi simbol komitmen masyarakat dalam menjaga adat dan tradisi, sekaligus menjadi daya tarik budaya yang semakin diminati wisatawan yang ingin menyaksikan kekayaan budaya asli Banten.