Mohon tunggu...
Nusafakta
Nusafakta Mohon Tunggu... Pimpinan Redaksi Portal Berita Online Nusafakta

Pemerhati isu sosial, politik, dan pembangunan daerah. Aktif menulis untuk mengangkat suara masyarakat dan mengedepankan jurnalisme yang mendidik dan berimbang. Fokus pada konten edukatif, kebijakan publik, dan perkembangan wilayah Banten.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyelami Kehidupan Adat Kasepuhan Cisungsang, Warisan Leluhur yang Masih Bertahan

17 Juni 2025   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2025   16:44 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Upacara Kebudayaan Seren Taun Masyarakat Cisungsang Lebak-Banten

Menyelami Kehidupan Adat Kasepuhan Cisungsang, Warisan Leluhur yang Masih Bertahan

Di tengah derasnya arus modernisasi yang perlahan mengubah wajah pedesaan, Kasepuhan Cisungsang di Kabupaten Lebak, Banten, tetap berdiri teguh dengan keunikannya. Komunitas adat ini menjadi salah satu benteng terakhir yang mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dan warisan budaya leluhur yang nyaris tak tersentuh zaman.

Kasepuhan Cisungsang adalah salah satu bagian dari masyarakat adat Sunda yang hidup berdampingan dengan alam dan memegang teguh adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat di sini hidup dengan sederhana namun penuh makna, menjunjung tinggi keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Filosofi Hidup: Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan

Bagi masyarakat Kasepuhan Cisungsang, alam bukan sekadar tempat tinggal, tetapi bagian dari kehidupan yang harus dijaga. Mereka meyakini bahwa manusia tidak boleh serakah terhadap alam. Prinsip "Ngajaga Lembur" atau menjaga kampung dan lingkungan adalah fondasi utama yang mereka pegang teguh.

Sistem pertanian yang mereka terapkan masih sangat tradisional, tanpa menggunakan pupuk kimia atau alat berat. Mereka menanam padi huma dengan penuh kesabaran, mengikuti siklus alam, dan hanya memanen secukupnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Filosofi ini menjadi pengingat bahwa kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan.

Seren Taun: Upacara Syukur yang Sarat Makna

Salah satu momen paling sakral bagi masyarakat Kasepuhan Cisungsang adalah Upacara Seren Taun, sebuah tradisi tahunan yang menjadi ungkapan syukur atas hasil panen. Seren Taun bukan hanya tentang ritual adat, tetapi juga tentang mempererat ikatan sosial, menjaga solidaritas antarwarga, dan mempersembahkan hasil bumi kepada Sang Pencipta.

Seren Taun di Cisungsang menjadi ajang berkumpulnya masyarakat dari berbagai penjuru. Mereka bersama-sama membawa hasil pertanian ke lumbung padi tradisional, diiringi dengan kesenian lokal seperti pencak silat, angklung, dan tarian tradisional yang menggambarkan suka cita dan rasa  syukur. 

Upacara ini juga menjadi simbol komitmen masyarakat dalam menjaga adat dan tradisi, sekaligus menjadi daya tarik budaya yang semakin diminati wisatawan yang ingin menyaksikan kekayaan budaya asli Banten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun