Hidup ibarat secangkir kopi
Awalnya hanya sebuah biji yang tumbuh dan bersemai di kebun yang ditumbuhinya. Jika dilihat dengan didiamkan saja, hanya menjadi biji kopi. Harganya tidak ada apa-apanya dibanding secangkir kopi espresso. Sama dengan kita, hidup jika kita menjalaninya hanya dengan menikmati yang sudah ada, tanpa ada perbekalan untuk meningkatkan potensi kita, maka dirimu akan terseleksi oleh alam dan akhirnya punah.
Menjadi berbeda itu "wajib" karena disanalah akan dicari mereka-mereka yang berbeda dan berkompeten. Hal tersebut adalah pilihan hidupmu. Semua datang karena "pilihan" ada di tangan genggamanmu. Jika dirimu memilih ingin menjadi pemenang, jadilah yang berbeda dari yang lainnya, karena dengan begitu dirimu akan dikenang. Jika dirimu ingin menjadi pecundang, teruslah stagnan di tempat, maka siap-siap dirimu akan dilupakan.Â
Menggali potensi diri adalah cara untuk meningkatkan potensi diri. Semua makhluk diciptakan dengan keunikan-keunikan yang beragam. Hanya dirimu yang mampu menggalinya dan mencoba menngembangkannya. Hal tersebut, tidaklah instan dapat terbentuk seketika. Tentu adanya proses dirimu jatuh berkali-kali, hingga nantinya sampai ke puncak kejayaan. Hal ini sama dengan kopi espresso, ketika diolah dari biji kopi menjadi bubuk kemudian menjadi minuman nikmat dengan dibentuk hiasan menarik diatasnya. Semua terjadi tidaklah instan menjadi kopi nikmat yang langsung jadi. Semua butuh step by step. Semua puncak kejayaan yang kamu dapatkan tidaklah instan. Tentu ada kalanya dirimu jatuh dan gagal, bukan? . Sehingga, step by step tersebut dipanggil dengan sebutan "Sukses yang tertunda". Bersungguh-sungguhlah menekuni suatu hal, janganlah menyerah, habiskan semua jatah gagalmu hingga dirimu akan memperoleh kemenangan itu. Ketika dirimu  jenuh dengan kegagalan yang terus terjadi, janganlah menyerah. Percayalah ketika dirimu akan menyerah, disanalah kemenangan akan engkau raih dengan satu langkah lagi.
Â
salam literasi
Nurul zhikra