Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Sampai Daring Berujung Darting (Darah Tinggi)

26 September 2020   21:38 Diperbarui: 26 September 2020   21:53 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI anak sekolah. (pexels.com)

"Nuraninya itu lho dipakai Pak, empatinya itu, ya Allaaah" 

Ngakak banget menyimak dialog Bu Tedjo di film TILIK. Waktu itu, scene-nya Gotrek (sopir truk) udah hampir ditilang sama pak Polisi, karena mengangkut rombongan manusia di bak truk barang. 

Bu Tedjo dengan line-nya yang mantab, berhasil memprovokasi para ibu, dan "menyelamatkan" Gotrek dari ancaman tilang. Wkwkwkw. Cerdas bingits!

Di musim pandemi kayak sekarang, ada baiknya kita juga menerapkan line ala bu Tedjo Nuraninya dipakai. Empatinya juga tolong dipakai. EMPATI yang seperti apa? 

EMPATI terhadap "derita" para wali murid yang terpaksa "mendadak ngajar". 

WA grup wali murid manapun biasanya rame dengan celotehan para bapak/ibu yang mumet banget karena kudu mengajar anak-anak. Ulalaa, ternyataaa baru nyadar ya, kalo pelajaran anak jaman now susahnya khan maen :D

Saya pernah curhat di personal blog tentang SOAL MATEMATIKA KELAS 3 SD yang aduhaiii siap bikin kepala emak puyeng tujuh tanjakan tujuh turunan. 

Kebayang kalo ortunya sama sekali nggak siap buat ngajar, trus DITODONG kayak gini, kan syusyaaah juga ya. 

Apalagi kalo ortu ngantor. Atau, ada nih, temen anak saya (pas SD) ortunya kerja jadi asisten rumah tangga pulang-pergi ke banyak rumah. Bapaknya kerja di bengkel, dan mereka ngekos di kampung gitu. Siapa coba, yang bakal mengalokasikan tenaga dan waktu buat ngajar? 

Kadang solusiya, "nebeng" ke rumah teman, sekalian minta diajarin ibunya teman. Tapiiii, ini kan pandemic season? Iya kalo sehat sehat. Lha sekarang banyak juga OTG alias Orang Tanpa Gejala, padahal sebenarnya potensi bawa virus covid. Mumet kaaann? 

Jadiiii.... intinyaaa, ayolah berempati terhadap derita para wali murid ini. Kami kan juga harus jungkar balik, berburu rezeki untuk bayar kebutuhan hidup dan aneka tagihan. Apalagi, musim pandemi kaya gini, banyak project yang dibatalkan. Hufttt..

Sebagai freelancer, saya lumayan kebat-kebit ini lhooo. Saldo Tabungan serasa jalan di tempat, padahal anak bolak/i minta jajan, GrabFood dll dst. 

Gimana cara EMPATI terhadap wali murid? 

www.superprof.co.id
www.superprof.co.id
Gampang aja, kok. Caranya.....

(1). Bapak/Ibu guru yang baik hatinya dan banyak jasanya.... dengan segala hormat, mohon TIDAK memberikan PR dan tugas segabruk/bejibun dengan tingkat kesulitan yang bikin kami pengin cakar-cakar tembok Berlin. 

Udahlaahhh, kita realistis aja. Semua negara mengalami pandemi ini, kok. Jadi nggak usah takut, generasi Indonesia bakalan mundur kalo ada keringanan dalam penyampaian materi dan aneka tugas. Malah, Kemendikbud menyederhanakan kurikulum, kan?

Ya udah, yuk yuk, kita ikuti aja. Jangan sampai kepala Mamak jadi pecah berkeping-keping, gegara mumet mikirin apa itu trigonometri, integral, soal2 ajaib KPK FPB dan bolo-bolonya 

(2). Buat sesama wali murid. 

Plis. Dengan segenap kerendahan hati. Dan ketulusan jiwa. Saya mohon dengan sangat...... BISA KAN NGGAK USAH NAGIH-NAGIH TUGAS KE PAK DAN BU GURU?  Kalo emang Anda ingin anak sampeyan mengerjakan tugas dalam kuantitas dan kuaitas yang lebih dahsyat binti complicated ya udaahhh, kenapa ga nyari soal dewe aja di Google?

Atau mending ikutan KELAS ONLINE TAMBAHAN BUAT ANAK SAMPEYAN dah. Mau ngerjakan soal setinggi puncak Himalaya, nggih monggooooo... Silakan "siksa" anak Anda dengan aneka materi yang sukses bikin saya mumet.

Ya kan skala prioritas orang beda-beda tho, pak, Bu. Kalo lagi pandemi gini, keluarga saya tetap sehat seger waras, Alhamdulillah. Masiyo anak saya nggak mewakili sekolah untuk ikut Olimpiade Math yo rapopoooo. Wis iklim dan semangat (atau nafsu?) kompetitif-nya dibikin ndlosor dulu. 

(pexels.com)
(pexels.com)
(3). Buat anak-anak Tersayang

Haloooo, anak-anak kesayangan Bunda dan Ayah, di manapun kalian berada. 

Sudah tahu kan, kalau Bunda ini sebenernya BUKAN GURU BIASA. Bunda nggak pernah menempuh pendidikan Sarjana di IKIP. Atau Ambil Akta 4, buat jadi guru. Jadiii, Bunda ini fakir ilmu pedagogik. Blasss, nggak ada kompetensi buat jadi guru. 

Bunda dulu Alhamdulillah kuliah sih, tembus UMPTN 2 kali malah. Di kampus ITS Informatika (tapi cuma bertahan setahun), lalu pindah ke Komunikasi UNAIR sampai lulus. Jadi, sakjane Bundamu iki ra bodo-bodo nemen kok. Cumaaaan, gimana ya. Bunda kan udah memasuki 

"usia cantik". Alias udah mulai terancam pikun, euy! Jadi Bunda udah lupa materi pelajaran kelas 8 SMP, yang ternyata naudzubillah susaaahhnya bukan main. 

Jadi, tolong yang kooperatif ya Nak 

Yang disiplin. 

Bantu Bunda ya. 

Jangan malas-malasan, mentang-mentang "cuma" sekolah di rumah, trus kalian jadi sakkarepe dewe (semau gue)

Jangan gitu, okai?

Kalau ada jadwal online class,langsung bersiap, jangan nunggu Bunda "meledak" (emangnya tabung gas elpiji)

Keperluan diri disiapkan sendiri. 

Yang mandiri gitu lah. 

Jangan teriak-teriak rebutan bolpen/pensil/dll ama sodara. 

Trus, jangan banyak request ya Nak. 

Ini lagi krisis, lagi kondisi resesi. Sedapat mungkin kita berhemat. jadiii, pliss ngga usahh request laptop seharga mobil, atau smartphone seharga sepeda motor dengan alasan "Supaya PJJ lancar"

Wis tho Nak, kita manfaatkan aja gadget yang ada. 

InsyaALLAH nanti kalo ada rezekinya, Bunda belikan perangkat yang mumpuni, oke? 

BISMILLAH. Kita survive ya Naaakkkk

Dengan Bunda seadanya seperti ini, kamu tetap semangat yaaa.. 

Jangan sampai PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) Daring ini mengakibatkan Bunda jadi Darting (darah tinggi)

EMPATI-nya tulung yaaaaa.... 

Semangaaattt semuaaaaaa :) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun