Milenial tak asing rasanya terdengar di telinga kita, milenial yang sering disebut oleh kebanyakan orang sebagai generasi Langgas, generasi Y atau gen Y. Apakah kita termasuk generasi milenial? Iya tentu saja, apabila lahirnya kita dari tahun 2000-an hingga saat ini, tetapi apabila kita lahir pada awal tahun 1980-an hingga tahun 1990-an kita bukan lagi bagian dari generasi milenial namun sudah termasuk ke dalam generasi X atau gen X. ada banyak sekali perbedaan dari kedua generasi ini salah satu bukti nyatanya adalah "Permainan Masa Kecil". Tentu saja hal ini menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif bagi setiap gen. Misalnya, pada gen X permainan yang biasa mereka mainkan seperti lompat tali, congklak, petak umpet dan lain sebagainya, dampak posifnya gen X ini mereka akan sering berkomunikasi secara langsung (face to face) antara satu sama lainnya sehingga terciptalah suatu kenangan yang bisa diingat pada masa yang akan datang dan dampak negatifnya adalah mereka kurang mengenal teknologi sehingga membuat mereka tidak mengetahui bagaimana keaadaan dunia luar, mereka hanya mengetahui dunia mereka saja.
Namun berbeda halnya dengan gen Y, pada gen ini sudah jarang sekali di temui anak-anak yang bermain bersama-sama di lapangan terbuka, pada zaman ini kita lebih senang bersahabat dengan dunia maya (online) bermain game online dan bermain media sosial. Dari persahabatan ini dapat menimbulkan dampak negatif apabila kita tidak bijak dalam menggunakan teknologi, misalnya kita tidak akan sukses apabila yang kita akses dari teknologi yang ada hanyalah sebuah hal yang sia-sia salah satunya contohnya seperti pornografi serta hal-hal yang tidak mendidik lainnya. Namun pada zaman gen Y ini tidak hanya menimbulkan dampak negatifnya saja tetapi juga ada dampak positifnya, apabila kita bisa memanfaatkan teknologi yang ada saat ini dengan sangat baik. Misalnya, kita memanfaatkan teknologi yang ada sebagai jalan sukses bagi kita, seperti contoh, kita akan sering untuk membaca online, mengikuti bimbingan-bimbingan secara online dan menemukan temuan baru melalui teknologi yang ada, serta kita juga bisa memulai bisnis, misalnya kita bermain game online, membuka online shop dan lain sebagainya maka itu bisa menghasilkan uang untuk kita guna memperbaiki perekonomian kita.
Berbicara tentang perekonomian, saat ini perekonomian di Negara kita Indonesia sangatlah sulit bahkan bisa dikatakan belum terlalu baik. Hal ini dapat kita lihat dari betapa banyaknya masyarakat yang tidak bersekolah, tidak memiliki tempat tinggal yang layak, bahkan ada yang sampai tidak punya uang untuk makan. Oleh karena itu, sangat diperlukan penguatan perekonomian yang akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Adapun kekuatan ekonomi yang dapat diandalkan salah satunya adalah zakat, karena zakat merupakan salah satu cara yang mudah untuk membersihkan harta. Zakat juga bertindak sebagai satu mekanisme penting untuk sebuah negara khususnya negara bermayoritas beragama Islam karena menjamin kemaslahatan rakyat seluruhnya. Oleh karena itu, zakat juga mempunyai keupayaan dan kekuatan untuk mengentaskan problem kemiskinan di suatu negara.
Negara Indonesia yang mayoritas penduduk beragama muslim, maka dapat kita bayangkan betapa besar potensi zakat yang mampu diciptakan umat muslim di Indonesia. Apabila kewajiban membayar zakat di kelola secara baik maka dapat dijadikan salah satu solusi mengatasi permasalahan bangsa Indonesia. Terdapat ketentuan penerima di dalam zakat yang disebut dengan Mustahiq atau orang yang berhak menerima zakat. Dilihat dari sisi mustahiq pun dirasa cukup potensial dalam mengatasi permasalahan perekonomian umat. Diantaranya adalah fakir, miskin, saabil (dijalan Allah), dan lain sebagainya. Karena para mustahiq merupakan pihak yang membutuhkan penguatan dalam ekonomi.
Dalam analisa penulis, jumlah fakir, miskin dan saabil di Indonesia sangat banyak. Sehingga apabila para mustahiq tersebut di berdayakan maka mampu mengatasi permasalahan pengangguran selama ini. Adapun yang termasuk saabil adalah para santri, santri masuk kedalam golongan tersebut karena mereka mengabdikan dirinya untuk agama. Disamping itu, Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik, zakat juga dapat dijadikan sebuah dana abadi untuk kemashlahatan umat muslim Indonesia bahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Satu contoh kecil dana abadi yaitu berupa beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). LPDP merupakan sebuah beasiswa yang berorientasi kepada pendidikan yang dikelola Kementrian Keuangan dan memiliki fokus permasalahan 'pembiayaan'. Bahkan, dana abadi yang di kelola LPDP berkisar Rp 20.6 Triliyun. Angka tersebut cukup jauh di bandingkan jumlah potensi zakat di Indonesia. Permasalahan perekonomian di Indonesia pada zaman milenial ini berawal dari rendahnya tingkat pendidikan, sehingga peran zakat dalam memperbaiki pendidikan guna menuju kekuatan ekonomi menjadi penting.
Keistimewaan tersebut akan sedikit terkendala jika diterapkan pada shadaqah, karena untuk membuat dana abadi diperlukan pengelolaan yang berkelanjutan. Sedangkan pemasukan dari shadaqah tidak dapat dipastikan, hal tersebut dikarenakan besaran shadaqah hanya bersifat sukarela. Sistem yang digunakan dalam fikih zakat juga sangat relevan dengan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, pasalnya sasaran yang dituju hanyalah orang-orang yang mampu. Sehingga orang yang tidak mampu akan terayomi. Berbeda halnya dengan ekonomi kapitalis yang hampir terjadi secara pasif di Indonesia. Karena dapat dilihat hampir terjadi di kota-kota besar yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin miskin. Jika untuk menjadikan kekuatan ekonomi harus menggunakan shadaqah, maka diperlukan cara untuk menimbulkan rasa kesadaran, dan tentunya hal tersebut akan sulit. Berbeda dengan zakat yang memang telah terdapat aturan wajib, sehingga langkah selanjutnya hanya tinggal meyakinkan bahwa sesuatu yang wajib harus dipenuhi, terlebih kemanfataan yang diperoleh untuk kemashlahatan umat.
Selain dana istimewa diatas, pengelolaan zakat dapat diarahkan untuk pengerahan sektor riil. Justru, selaian memperkuat produk dalam negeri juga akan memperkecil angka pengangguran. Misalnya dengan cara pembentukan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan lain sebagainya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pengawasan yang terkoordinir, sehingga dana yang telah diberikan tersebut benar-benar bermanfaat. Berangkat dari sektor rill yang kuat, sebuah negara akan menjadi kuat ketika terdapat tantangan global, khususnya krisis yang terjadi di karenakan sektor non rill (saham, bursa efek, valas, dan lain-lain). Kuatnya sebuah negara dikarenakan, negara tidak lagi terpengaruh dengan investasi sektor non-rill.
Sehingga dapat disimpulkan, setidaknya terdapat 4 (empat) solusi yang dapat di tawarkan melalui zakat di zaman milenial ini, sehingga zakat merupakan salah satu solusi problematika bangsa ini. Zakat dikelola untuk kemashlahatan umat, antara lain :
1)Dikelola untuk Dana Abadi
Dana abadi atau dana amanah yang dimaksud bisa dalam bentuk hibah, sedekah, wakaf atau apa saja namanya, yang dititipkan kepada organisasi atau lembaga untuk dikelola dengan baik. Kemudian, dana amanah tersebut disalurkan untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan maksud dan tujuan pemberi dana. "Bedanya dengan sedekah yang biasa disalurkan oleh masyarakat pada umumnya, adalah dana abadi atau dana amanah punya ciri dalam skala besar. Yang dikelola secara profesional sebagai aset masa depan dan menjamin pencapaian tujuan dalam jangka panjang selama 5-100 tahun,"