Yogyakarta, 16 Oktober 2025
Menutup tahun 2025, Yogyakarta kembali meneguhkan posisinya sebagai kota seni paling vital di Indonesia melalui penyelenggaraan Jogja International Art Fair (JIAF). Ajang ini digagas oleh NR Management di bawah arahan Maria Novita Riatno (Direktur JIAF), dengan semangat besar untuk membuka ruang baru bagi seniman dalam meniti karier dan bertemu langsung dengan kolektor.
"JIAF adalah event art fair akhir tahun yang kami hadirkan untuk menangkap peluang meningkatnya kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Kami ingin JIAF menjadi batu loncatan bagi seniman dalam berkarir," ujar Novita saat konferensi pers di Narasa Restaurant, Kamis (16/10).
Dengan mengusung tema "Connecting Artists, Collectors, and Culture", JIAF berkomitmen menghadirkan pameran yang terbuka, inklusif, dan profesional. Tidak seperti pameran seni konvensional, JIAF menerapkan konsep "Direct to Artist", memungkinkan seniman mendaftar langsung tanpa melalui galeri. Format ini diharapkan menjadi jawaban atas kesenjangan antara seniman dan pasar seni yang selama ini hanya dapat diakses oleh jaringan galeri besar.
Pameran Inklusif dan Terbuka untuk Semua
Kurator Nadiyah Tunnikmah menjelaskan bahwa struktur kuratorial JIAF dibangun dalam empat lapisan karier seniman: Artist Direct, Emerging, Established, dan Iconic.
"Kami ingin menghadirkan encounter layer --- ruang pertemuan yang memungkinkan seniman hadir langsung, berinteraksi dengan kolektor, dan mendapatkan pengalaman profesional yang sebenarnya," ujar Nadiyah.
Art Director JIAF, Samuel Indratma, menambahkan bahwa pameran akan dilengkapi fasilitas pendukung seperti media center, area kuliner, hingga ruang interaksi publik agar atmosfernya tetap nyaman dan komunikatif bagi pengunjung.
JIAF 2025 akan berlangsung 31 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026 di Jogja Expo Center (JEC) --- venue MICE terbesar di Yogyakarta yang baru saja meraih penghargaan Best International MICE Venue pada ajang Tourism Industry Awards 2025 di Malaysia. Acara ini akan diikuti oleh lebih dari 2000 seniman, dengan target 30.000 pengunjung dan nilai transaksi karya seni yang diperkirakan mencapai Rp 50--100 miliar.